Oleh: Bode Haryanto Tarigan. Saudara dalam Yesus. Tainan Taiwan
Ini adalah kumpulan pendapat pribadi dari diskusi mengenai KESELAMATAN DAN PERBUATAN BAIK, di milis http://www.gbkpyahoogroup.com/
Keselamatan paling sedikit dapat dibagi dua bagian yaitu keselamatan yang universal dan keselamatan yang khusus. Keselamatan universal adalah keselamatan yang dapat dirasakan sebagai wujud kebersamaan mahluk ciptaan Tuhan baik yang percaya atau beriman kepada kekuatan yang Ilahi maupun mereka yang tidak sama sekali. Kedamaian universal sendiri bertahan hingga saat ini adalah karena adanya kearifan mereka-mereka yang ingin merasakan keselamatan dan kedamaian dunia tetap terpelihara. Kekeristenan mengajarkan akan terwujudnya kedamaian dibumi seperti di surga, mencerminkan bagaimana kuatnya keinginan orang-orang Kristen yang percaya di dalam Tuhan sang pencipta lagit dan bumi untuk mempengaruhi dunia ini secara damai sehingga dapat dirasakan setiap orang secara menyeluruh diseluruh muka bumi ini.
Keselamatan khusus adalah keselamatan karena adanya kekhususan dan bersifat pribadi atau individual, misalnya keselamatan yang diperoleh didalam Yesus bagi orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat yang memberikan ANUGERAH KESELAMATAN bagi mereka yang percaya. Anugerah itu sendiri adalah karena Yesus yang tunggal dan didalam Dia, mereka yang percaya menjadi saudaranya dalam arti Tuhan Yesus telah melayakkan orang percaya memanggil Yahweh sebagai Bapa, hubungan antara sang pencipta dan ciptaan istimewanNya yaitu manusia menjadi sangat dekat/intim, sehingga manusia Kristen itu juga akan mendapatkan keselamatan didalam kehidupan yang kekal seperti yang telah dialami Yesus, yaitu Bangkit dari kematian (mengalahkan maut) dan meraja bersama Kristus didalam kerajaan surga, tentunya bagi mereka yang berkenan dihadapanNya.
Kita coba melihat, arah keselamatan yang ditawarkan di dalam alkitab yang harus kita imanni dan lakoni. Kekristenan merancang seseorang agar mengenal Yesus dengan baik dan benar sehingga dapat menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat, lahir baru, hidup dan berbuah didalam persekutuan yaitu gereja, maka dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Keselamatan di dalam kekeristenan adalah MELAKUKAN KEHENDAK BAPA DISURGA. Apakah Kehendak itu: MENERIMA YESUS SEBAGAI TUHAN DAN JURUSELAMAT nya (manusia pribadi lepas pribadi).
2. Lalu apa yang harus kita lakukan? PERCAYA (adalah sebuah proses pembelajaran akan dasar-dasar kekristenan agar seseorang itu percaya bahwa Yesus itulah Tuhan dan Juru Selamatnya), mengaku Percaya dan DIBAPTIS didalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Lalu DIMATERAIKAN sah menjadi Anak Allah. Manusia yang telah PERCAYA (benar-benar percaya) dan dibaptis, maka TUHAN SENDIRI telah mematraikannya secara rohani. Disinilah tahap LAHIR BARU itu seharusnya terjadi.
Persoalannya istilah percaya lalu dibaptis inilah yang TIDAK MEMILIKI STANDAR PADA PELAKSANAANNYA DIDALAM PERSEKUTUAN. Pada kenyataannya banyak orang yg asal sudah mengaku imannya diangap percaya dan dibaptis, contoh saja yang sering terjadi bagi anggota gereja yang kepepet mau segera dikawinkan/diberkati digereja. Kebanyakan mereka hanya lulus secara administrasi gereja, apakah lulus secara rohaniah?
3. Setelah dibabtis hidup didalam persekutuan (gereja). Gereja adalah sistem yang sudah dirancang dan disiapkan Tuhan, untuk komunitas kristen untuk berproses, bertumbuh dan berbuah secara rohaniah. Proses betumbuh, dan berbuah secara individu itu seharusnya di mulai didalam gereja.
4. Berbuah didalam persekutuan menghasilkan buah-buah rohani, yaitu kasih, damai, suka cita, sabar dan seterusnya.
5. Menjadi terang dan garam bagi dunia artinya bukan saja di dalam persekutuan tetapi juga untuk kedamaian dunia. Mengalirkan buah-buah rohani kelingkungan sehingga lingkungan/dunia dapat merasakan pertumbuhan dan buah-buah rohani kita.
Harta Suarga dan Keselamatan yang otomatis menjadi milik kita.
HAL HARTA SURGA, bahwa apa yang kita lakukan sebagai buah-buah rohani kita adalah harta surga, harta inilah yang menjadi modal rohani kita masuk kedalam kerajaan rohani yaitu kerajaan surga. Kalau pernah mendengar menjadi anak raja dan anak kerajaan, maka semua itu bersumber dari harta surga sebagai modal rohani kita MERAJA bersama Kristus di dalam masa 1000 tahun (setelah masa penderitaan dan sebelum masuk ke keabadian yang baru New Jerusalem).
Kalau kita baca alkitab disana ada tertulis, DOSA yang mendatangkan MAUT, tetapi ada juga DOSA yang tidak mendatangkan Maut. Orang yang telah diselamatkan dapat kehilangan keselamatannya jika dia melakukan Dosa dengan mendustai ROH KUDUS, misalnya berpindah kepercayaan. Dosa ini bukan saja mendatangkan maut tapi kehilangan keselamatan, karena dia menafikkan darah Yesus darah perjanjian (tidak lagi mengakui kehendak Bapa, di dalam Yesus Kristus).
Yesus yang disalib dan di tombak dilambungnya mengeluarkan darah dan air, darah melambangkan penghapusan dosa dan air melambangkan keselamatan, namun kita menafikkannya sehingga kita mendustai Tuhan Yesus dan mendustai Roh Kudus. Dapat kita artikan, ketika kita pindah ke agama lain maka fungsi keselamatan telah berpindah dan RohKudus tidak lagi berada didalam hati kita, namun mungkin roh yang lain (ini menurut pemaham saya, karena prinsip berTuhan adalah prinsip roh, prinsip rohaniah).
Memelihara kekuatan gaib juga mendustai Roh Tuhan, pengabdi setan, adalah mereka yang bekerja sama dengan roh-roh lain, roh-roh yang diluar Tuhan, mereka adalah bersekutu dengan kekuatan lain yang bersifat roh, adalah mendustai Roh Tuhan (lain waktu kita bahas).
Dosa yang paling besar menurut pengalaman di alkitab adalah berzinah, berzinah adalah menempelkan benih dosa didalam diri kita sendiri. Konsekwensi perzinahan adalah kutuk, baik kepada dirinya maupun kepada keturunannya. Namun perzinahan di dalam alkitab seperti seorang jemaat di alkitab yang mengawini Istri bapaknya, Alkitab bilang TUBUH DISERAHKAN KE IBLIS TAPI ROHNYA (roh orang ini) TUHAN PELIHARA. Tentunya dosa perzinahan itu akan mendatangkan petaka baginya namun persoalan alkitabiah bukan hanya sekedar ketika dia masih bernafas saja, namun hingga kepada Jerusalem Baru. Keselamatan mungkin masih ada padanya namun persoalannya pasti saja dia akan memiliki harta surga yang sedikit, sehingga dia tidak punya modal MERAJA BERSAMA KRISTUS, atau malah dia menjadi Kristen yang rugi, karena akan mendapat hukuman 1000 tahun seperti dari dalam api, seperti kata alkitab.
Sebagai seorang kristen kita sesungguhnya sangat beruntung, karena kita telah berada didalam sistem yang selamat. Perbuatan adalah langkah pelaksanaan dari apa yang kita telah pelajari di dalam alkitab, seorang Kristen tidak akan menunggu kapan harus berbuat baik, tetapi otomatis berbuat baik. Perbuatan yang telah dilakukan Yesus selama hidupnya adalah teladan bagi kita untuk menyalurkan buah-buah roh kudus yang ada pada kita.
Maka perbuatan baik adalah bagian dari sistem kekristenan, berbuat baik yang di nyatakan oleh Tuhan Yesus sesuai dengan hukum taurat yaitu:
Hukum
Hukum
1."Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.Hukum
2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (ini bukan doktrin ini firman Tuhan Yesus yang menyangkut Hukum).
Alkitab menegaskan KEJARLAH KASIH, dibandingka hanya karunia-karunia, walaupun itu perlu. Didalam kekristenan kita telah dimerdekakan, untuk kebenaran, karena Roh Kudus yang ada didalam hati kita, memampukan kita untuk otomatis melakukan perbuatan baik. Didalam kekristenan perbuatan baik itu adalah bagian yang tidak terlepaskan. Apalagi jika dikaitkan dengan Wahyu, maka buah-buah roh kita (perbuatan baik kita) adalah harta surga yang kita miliki adalah modal kita untuk meraja bersama Kristus di kerajaanNya.
HAL KEMURTADAN
Kalau seorang yang Kristen(X) pindah agama karena jabatan atau karena motivasi sejenis, lalu pada akhir hidupnya ia berpindah lagi menjadi kristen hingga ia mati apakah dia selamat? Ini sulit untuk dijawab, namun sebagai pandangan pribadi saya memberikan beberapa masukkan: Apakah orang seperti ini tidak melangar Hukum 1."Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Alasan kedua adalah si X dibabtis tentunya telah percaya didalam Tuhan Yesus, mengaku dihadapan jemaat, lalu dibaptis atas nama BAPA dan PUTRA dan Roh Kudus dan di MATERAIKAN, menjadi anak Allah.
Kalau seorang yang Kristen(X) pindah agama karena jabatan atau karena motivasi sejenis, lalu pada akhir hidupnya ia berpindah lagi menjadi kristen hingga ia mati apakah dia selamat? Ini sulit untuk dijawab, namun sebagai pandangan pribadi saya memberikan beberapa masukkan: Apakah orang seperti ini tidak melangar Hukum 1."Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Alasan kedua adalah si X dibabtis tentunya telah percaya didalam Tuhan Yesus, mengaku dihadapan jemaat, lalu dibaptis atas nama BAPA dan PUTRA dan Roh Kudus dan di MATERAIKAN, menjadi anak Allah.
Lalau secara sadar, untuk kepentingan/motivasi dunia, dia berpindah agama/kepercayaan. Dalam arti dia melakukan pengubahan keimanannya (rohaniah) dalam arti mengaku dan bersaksi bahwa dia telah meninggalkan kristus dan masuk menjadi agama lain (agama yang tidak mengakui Bapa, Putra dan Roh Kudus). Jika kita analogkan maka dia akan mengalami pemateraian menurut nama tuhan x (tuhan lain), apakah dia tidak menghianati BAPA PUTRA dan Roh Kudus. Apakah ini bukan berarti harus cabut materai lama dan menempel materai baru?
Dengan berjalannya waktu, bertobatlah si X mungkin dimasa pensiun. Belajar lagi, mengaku percaya dan dibabtis kembali/dialoken dihadapan jemaat, tentunya dibaptis atas nama BAPA dan PUTRA dan Roh Kudus dan di MATERAIKAN, menjadi anak Allah. Secara manusia mungkin kita akan mengatakan bahwa Tuhan itu maha pengampun dan pemaaf, sangat wajar pernyataan itu, ini setimbang sengan kalimat, manusia itu penuh dengan kehilafan. Lalu apakah itu akan menjadi pembenaran untuk melakukan dosa bahkan dosa yang mendustai Roh Tuhan?
Yang pasti selama dia meninggalkan Kekristenan dia berada di luar sistem Tuhan, dan ketika ia ingin masuk kembali kedalam sistem itu ada harga yang harus dia bayar dan itu juga rahasia Tuhan yang tentunya sulit untuk dirumuskan apalagi siapa yang dapat menjamin orang seperti ini benar-benar setia di sisa hidupnya? Seperti kata alkitab, kita di ibaratkan sebagai bagian didalam sebuah Pokok Anggur, mungkin kita rantingnya. Kalau dia murtad, pasti tidak nempel lagi dipokok anggur itu, dia sama sekali beda dan bertumbuh dipokok lain. Apakah semudah itu seorang yang murtad menempel lagi dipokok anggur Tuhan Yesus? Hanya Tuhan Yesus lah yang dapat menentukannya.
Kalau dikaitkan Dengan Judas Iskariot Yesus bilang dia kembali ke nenek moyangnya, berarti dia keluar dari sistem keselamatan Tuhan, karena kembali kenenek moyang berarti kembali ke HUKUM KARMA (ajaran Budha), Kalau kita baca Judas juga didalam alkitab mengakui telah menjual Yesus darah yang tak bernoda. Tetapi apalah arti pengakuan tanpa pertobatan, toh Judas tetap kembali ke nenek moyangnya.
Pertobatan itu mahal harganya, sama seperti mantan pelacur yang mencuci kaki Yesus dan menghapusnya dengan rambutnya, Judas bilang itu kan mahal untuk apa dia melakukan itu. Tapi Yesus bilang dia melakukan ini (yang mahal) karena dia mengakui dosanya besar. Itu contoh orang yang berzinah, bagaimana dengan orang yang menjual Tuhan Yesus seperti Judas, jawabannya adalah kematian yang kekal. Menurut pendapat saya, mereka yang pernah murtad pasti harus benar benar bertobat dan membayar mahal, saya tidak dapat mengatakan dan membayangkan perbuatan macam apa yang dapat mengesahkan pertobatan ini.
Di ibrani di katakan 10 26-29; 26. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. 27.Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka 28. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi 29. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Tapi paling tidak kalau dia berobat, anak-anaknya masih bisa diselamatkan