INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Thursday, April 24, 2008

Tuhan Melihat Hati (back to bible)

bro in His name: Bode Haryanto Tarigan
Tulisan ini mengajak teman-teman di GBKP yang selalu mengkeritik gereja traditional seperti GBKP, HKBP dan sejenisnya untuk lebih bijaksana. Saya hanya mencoba membawa cara pandang alkitab akan gereja-gereja yang ada, dan semoga saja kita lebih dewasa dan bertanggung jawab dalam memberikan kritikan dan saran, dan semoga semua itu adalah karena motivasi kita yang cinta Tuhan Yesus dan demi membangun gereja yang kita cintai.
TUHAN MELIHAT HATI (back to Bible) telah dipublis di web. GBKPyahoogroup.com

Apakah Tuhan mengenal GBKP, HKBP, GKPI dll itu, kharismatik, orthodox, katolik dan lain2nya itu? Ya tentu saja Tuhan mengenalnya, tetapi yang dikenalnya adalah manusianya yang adalah batu rohani didalam gereja-gereja tersebut. Ingatlah Tuhan mengenal kita pribadi-lepas pribadi, Alkitab bilang, Hati Manusia adalah Pelita Tuhan. Tuhan mengenal hati kita pribadi lepas pribadi.

Walaupun semua merek diatas menyatakan adalah bentuk gereja, namun yang utama adalah orang-orangnya yang ada di dalam gereja tersebut. Karena gereja itu adalah manusianya bukan organisasinya. GBKP tidak menyelamatkan saya dan anda tetapi Tuhan Yesus yang menyelamatkan.
Alkitab katakan kita adalah bangunan rohani gereja yang sesungguhnya, jadi siapa dan apapun jabatan kita di gereja saat ini, jika kita tidak melakukan kehendak Tuhan, maka kita bukan bangunan rohani itu, kita bukan bagian dari gereja rohani, namun mungkin kita bangunan dari gereja yang oraganisasi melulu.

Namun demikian, alkitab sendiri mengatakan ada 7 jenis gereja yang macam-macam tingkah polahnya, dari gereja yang telah hilang/punah, gereja yang berkenan hingga gereja yang jatuh (wahyu 2-3). Jadi jangan heran kalau didunia ini anda mendapatkan berbagaimacam model gereja, itu sudah sesuai dengan kata alkitab.

Manusianya bisa saya kamu, pendeta, pastor hingga paus sekalipun yang menyelamatkannya adalah Tuhan Yesus bukan gereja2 yang disebutkan diatas. Jadi yang utama adalah bagaimana hubungan anda dengan Dia yang menyelamatkan anda. Orang-orang yang diselamatkan adalah orang yang dapat menjaga hubungannya dengan Tuhan Yesus didalam kekudusannya, selain itu akan dihakimi dahulu kemudian diselamatkan juga tetapi setelah masa penghukuman 1000 tahun, dan tidak ikut meraja bersama Kristus selama 1000 tahun sebelum masuk ke masa Jerusalem Baru (New Jerusalem) (baca wahyu).

Namun saya bersyukur mengenal Yesus melalui GBKP, karena saya sudah mendapatkan diri saya sebagai seorang kristen, walaupun dalam pengenalan saya mengembara ke banyak organisasi gereja, dari yang sunyi senyap sampai yang teriak-teriak kesurupan, semuanya itu membuat kita lebih memahami isi alkitab akan kebenaran gereja-gereja yang disebutkan dalam alkitab. Mungkin banyak alasan kita untuk keluar masuk gereja-gereja itu tetapi semoga saja tidak ada alasan bagi kita untuk meningalkan Tuhan Yesus.

Lalu bagaimana dengan GBKP atau lainnya, kalau kita mau belajar lagi dari alkitab, bahwa sangat mudah menilai sebuah gereja, yaitu dari buah-buah rohnya. Kasih, damai, panjang sabar, dan seterusnya. Apakah buah-buah roh itu sudah berbuah di GBKP? Apakah kasih dan persaudaraan itu sudah tumbuh karena kasih kepada Tuhan Yesus atau karena persukuten, kalimbubu dan anak beru? Semua itu tergantung cara kita melihatnya? Kalau kita melihat secara negatif maka kita akan mendapatkannya, kalau kita melihat secara positif maka kita akan mendapatkannya, yang penting apakah cara kita melihat itu sudah sesuai dengan Alkitab, atau tidak?

Kalau kita melakukannya dengan melihat dari sudut pandang alkitab, maka yang muncul adalah WISDOM, sehingga kita mendapatkan hikmat dan kebijaksanaan yang menuju kepada pembangunan ke arah yang positif, dalam memberikan kritikan dan saran, kita meminta Tuhan membantu kita agar kita bijaksana, dan diberikan kepintaran untuk memilah-milah permasalahan sehingga masalah itu dapat diselesaikan dengan baik, atau paling tidak ada rencana kearah bagai mana untuk memperbaikinya. Alkitab mengatakan mengasihi bukan berarti tidak memberikan pengajaran, jika karena iman dan percaya kita, maka tidak ada salahnya kita memberikan kritikan bahkan pengajaran, sebagai pembanding baca ibrani 11 atau 12;5-12 (tolong di check) mengenai iman dan pengajaran.

Bagi teman-teman yang suka mengkritik tetapi tidak berani menunjukkan identitas sebenarnya sesungguhnya ada satu hal mengenai keterbukaan dan identitas, yang kalau kita cermati dari kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk membuka tabir Bapa yang jauh di surga mulia, sehingga alkitab mengatakan bahwa rahasiaKU adalah di dalam Yesus. Artinya di ddalam Yesus, Tuhan Yahweh itu bukan rahasia lagi; tidak sulit lagi untuk mengenal Tuhan Yahweh karena semuanya telah terbuka di dalam Yesus Kristus. Lalu mengapa kita tidak berani terbuka?
Wahyu juga mengatakan hendaklah kita seperti Batu YASPIS, yaitu sejenis batu kristal berharga yang tembus pandang. Kita diinginkan seperti batu yaspis, yaitu hendaklah sama perkataan dan perbuatan kita, kita hendaklah tembus pandang dan apa adanya seperti anak kecil yang tulus. Biasanya orang yang banyak menyimpan rahasia adalah orang yang banyak dosa, contohnya koruptor-koruptor. Semoga saja dengan keterbukaan kita akan saling mengenal dan dapat bekerja sama dan saling mempercayai dan tentunya dalam membangun hubungan kita sesama manusiaa gereja rohani, khususnya di dalam GBKP dan umumnya kepada semua gereja.

Tulisan ini hanya sekedar perbandingan dari saya, semoga bermanfaat. Bersyukurlah karena kita berada di GBKP, mulailah perubahan dari diri kita masing-masing dan semoga kita dapat memberikan contoh dan teladan kepada teman dan lingkungan kita, sehingga bisa melihat teladan yang dari Tuhan itu dan menjadikan kebaikan di dalam penghidupan rohani gereja.

Thursday, April 17, 2008

Tuhan Yang Mana? Dari sudut Pandang Roh

Bro in His Name: Bode Haryanto Tarigan, Taiwan

Saya memiliki pendapat dan argumen tesendiri dari tulisan MENJAWAB HUJATAN PARA PENENTANG ALLAH DI DALAM ALKITAB, apalagi dikaitkan dengan nama allah, dan hanya mengandalkan pendekatan sejarah yang sangat mudah diputar balikkan apalagi dengan perubahan waktu.

Secara pribadi ada kerinduan untuk mencari dan memurnikan kebenaran alkitab sejak kuliah di ITB 1998, dan ketika membaca tulisan seseorang dan saya rasa tidak mengena/kurang tepat dan rancu, biasanya saya akan menanyakan langsung bahkan berani berargumentasi mengenai apa yang mereka tulis. Beberapa buku yang saya beli dan jika saya merasa tidak mengena jika mereka memiliki alamat emailnya biasanya saya segera mengirim kritikan akan hal itu. Berpikir kritis demi kebenaran adalah wajar. Maaf jika saya berkata demikian tapi inilah kenyataanya.

Satu contoh pertama sekali bergereja di sebuah gereja di Tainan, TW. Setelah 6 bulan bergereja, saya protes kepada gereja itu yang suka sekali mengolok-olok gereja lain. Saya tidak setuju dengan cara itu, lalu saya tidak mau datang lagi dan mereka mencari saya, saya bilang kalian ini gereja yang jatuh, memang kalian sangat solid, tetapi jangan menghakimi gereja orang lain karena kita hidup didalam gereja dan gereja itu adalah buah hati Kristus (mempelai perempuan). Yang saya tidak bisa terima adalah mereka menulis ledekan itu dalam buku bacaan mingguannya (resmi dikeluarkan pusatnya di Amerika)(seperti buku PJJ GBKP lah). Berarti secara sistem-organisasi mereka menghina gereja lain.


Contoh lain, Suatu ketika, ketika kami membaca sebuah buku karangan pemimpin gereja ini (Judulnya All inclusive Christ) ada menulis begini, bahwa jika suami istri tidak datang bersama-sama dalam sidang gereja minggu maka yang datang adalah hanya setengah. (apa alasanya mereka menulis macam ini? dalam pikiran saya). Saya langsung berargumen"bagaimana dengan case saya, istri di KL dan saya di Tainan? padahal kami sama2 pergi kegereja tetapi ditempat berbeda? Mereka tidak dapat menjawab! Tentu saja mereka tidak bisa menjawab, karena apa yang diajarkan oleh manusia (apalagi hasil pikiran bukan rohaniah) itu pasti terbatas. Padahal apa yang ditulisnya itu secara total adalah salah, karena kalau suami istri sudah disatukan dalam perkawinan (diberkati) maka mereka menjadi satu secara rohani/roh, dimana dan kemanapun mereka adalah satu, rohnya tetap satu sebagai suami dan istri. Walaupun secara fisik satu di KL MAL dan satu di TW saya dan istri saya adalah satu secara roh di dalam perkawinan. Bahkan alkitab bilang suami istri itu satu daging (baca alkitab), bagaimana mungkin kita memahaminya kalau tidak secara rohani, dua manusia jadi satu daging. Alasan lain alkitab, jangan cari jodoh (suami-istri) yang tidak seiman, karena bagaikan menyatukan terang dengan gelap, artinya secara daging (sex) mungkin mereka bersatu tetapi secara rohani mereka tidak, karena imannya beda dan rohnya juga beda. Hem, rohnya beda berarti Tuhannya juga beda dong? Itu hampir pasti.

Kembali kepermasalahan ALLAH itu Tuhan yang mana? Dari apa yang saya baca pada MENJAWAB HUJATAN PARA PENENTANG ALLAH DI DALAM ALKITAB, pembahasan mereka hanya melihat Tuhan dari sejarah, bukan TUHAN ROH. Cara pandang yang saya tawarkan selalu adalah BAGAIMANA ANDA MENGENAL TUHAN YANG ADALAH ROH, sedangkan anda adalah manusia (daging, jiwa dan roh)? Kalau kita ambil contoh dari pendapat sebuah tulisan bahwa "ada sekelompok suku yang tinggal disekitar daerah pertumbuhan samawi yang telah menyembah tuhan yang bernama Yahweh yang akhirnya dikatakan adalah sekutu Ashera".
Jika saya memberikan jawaban, Yahweh yang mereka sembah itu bisa saja Yahweh disembah oleh Ibrahim, why not. Persoalannya mereka tidak mengenal siapa Yahwe itu dengan benar dan sempurna sehingga mereka tidak dapat memperlakukan TUHAN yang mereka kenal itu sebagai TUHAN yang benar. Lalu selain menyembah Yahweh mereka juga menyembah Ashera. Apa bedanya dengan case di TW ini mereka menyembah banyak dewa dan juga meyembah King GOD di surga juga, tidak ada bedanya. Apakah Ibrahim mengenal dengan benar Yahweh yang dia imani itu dengan sempurna? ternyata juga tidak.

Dari Tulisan MENJAWAB HUJATAN PARA PENENTANG ALLAH DI DALAM ALKITAB. Lalu ada tuhan bernama allah (dewa pengairan/kesuburan) di arab pada pra-islam pada zaman jahilliah. Kemudian disisilain, dalam kurun waktu yang hampir sama, ada kelompok orang Arab yang mengenal Islam lalu mereka menggunakan istilah nama allah yang sama dengan Tujuan menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang dikenalkan dan di sembah Nabi Muhammad pada waktu itu. Lalu apakah mereka otomatis menyembah Tuhan yang benar, apakah sang Nabi mereka itu mengenal Tuhan yang benar itu dengan sempurna dan benar? Belum tentu, why??
Coba perhatikan dari buah-buah kehidupan sang nabi, apakah mencerminkan banyak kesamaan dengan nabi Isa Almasih yang sedemikian rupa itu? Apakah buah imannya sama, apakah buah rohnya sama? Bandingkan juga dengan Nabi Ibrahim, Musa dan lain-lain, terjadi error of understanding.

Secara roh maka kita bisa melihat bahwa mungkin saja allah yang jaman jahiliah itu adalah TUHAN (Yahweh) tetapi bisa juga tidak (karena mereka tidak mengenalnya dengan sempurna). Bisa saja yang mereka sebut Allah (pada jaman islam) itu Yahweh tapi bisa juga Tidak (karena mereka juga mengenalnya tidak dengan sempurna). Tapi Alkitab bilang nama TUHAN itu adalah bernama YHWH/Yahweh dan dengan nama itu engkau menyembahnya. Apalagi setelah kita mengenal Tuhan Yesus maka kita dapat menyebut Yahweh itu, Tuhan; Bapa, Allah, GOD, Lord, dll yang penting di dalam nama Tuhan Yesus. Artinya, Tingkat kebenaran Allah adalah Tuhan (YHWH) didalam ajaran agama itu bisa dalam range 0 hingga100%. Tingkat kebenaran Allah (sebagai nama) atau GOD atau Bapa atau Lord, Tuhan ROH didalam kekristenan adalah 100%.

Berdasarkan teori ini dan dilihat dari sudut Tuhan ROH, dapat disimpulkan bahwa kebenaran yang tidak menyembah Yesus sebagai Tuhan hanya berkisar 1% saja. Karena Tuhan YAHWEH itu berada di nilai 100% absolut I100%I, sedangkan di nilai 100% itu hanya ada 1% sedangkan 99,% hingga 0% tidak sama dengan 100% absolut. Artinya, nilai kontaminasinya sangat tinggi pada ajaran tersebut dan jangan heran jika selain menyembah Tuhan Allah mereka juga bisa saja ngaku juga sebagai DUKUN, menyembah ke pantai selatan, kejawen dll (mungkin hanya di Indonesia saja kali). Tapi tentunya pasti ada juga yang sama-sama 100%. Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan orang diluar Kristus untuk menyembah Tuhan yang benar itu relatif rendah dan mudah terkontaminasi. Tuhan Allah = YHWH itu hanya 1% secara PRINSIP ROH.

Kita kadang lupa bahwa kitab/ firman itu adalah mantra (MANTRA), apalagi kalau kita tinjau dari sudut aliran roh, magic dan ilmu hitam. Maka kemungkinan besar dengan dasar mereka yang kurang paguh dalam pengenalan akan TUHAN, maka secara roh mereka bisa kembali menyembah tuhan jahiliah yang bernama allah itu, karena mantranya memanggil TUHAN DENGAN NAMA YANG SAMA. Satu lagi, ingatlah roh-roh lain mengintai kita/manusia, sebagai contoh, Adam dan hawa saja bisa digoda iblis dan jatuh, padahal mereka berada di EDEN, apalagi kita dengan permasalahan dunia yang lebih kompleks. roh-roh itu juga menawarkan surga juga, sehingga analisa saya bahwa ada rohlain yang mengelabui ajaran tertentu seolah-olah seperti tuhan, secara prinsip roh ini sangat memungkinkan. Secara pribadi saya juga jarang menggunakan Allah untuk sebutan BAPA ROH, karena secara mantra itu bisa berbahaya dan salah.
Saya selalu ingatkan kalimat ini, Diluar Yesus sulit mengenal TUHAN itu. Sejarah menunjukkan bahwa diluar Yesus gagal mengenal TUHAN ROH sebagai TUHAN YANG MAHA ESA.Walaupun demikian apa yang saya argumentasikan diatas, semua itu hanya sebuah hasil beriman, berpikir dan beranalisa, bisa benar bisa salah dan saya mau katakan sekali lagi tolong dilihat secara keilmuan bukan karena unsur fanatik atau lainnya. Ini sangat menarik untuk didiskusikan.

Ada tulisan yang mengatakan kalau manusia (diluar kristen) mampu melakukan perbuatan baik masa Tuhan tidak mengenal mereka/kebaikan mereka? Saya mengkomentari kalimat ini, bahwa memang Tuhanlah yang memiliki kuasa/hakim untuk menentukan domba-domba di dalam dan diluar kandang untuk diselamatkan, tetapi kita harus ingat, bahwa kebaikan diluar kekristenan tidak membangun Gereja. Padahal kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah untuk menjemput mempelai perempuanNya yaitu Gereja rohani.Artinya Tugas kita untuk menyampaikan kabar baik ini keseluruh dunia agar domba2 diluar kandang itu dapat masuk kandang dalam penghidupan gereja, itu yang utama, bukan hanya berteori seperti yang sedang saya lakukan ini hehehe.

Tuhan Membantu Menyempurnakannya

Ini adalah sebuah Kesaksian

by Bro in His name Bode Haryanto, Tainan TW

Prof. Robinson Tarigan, BA., Drs., MRP, satu dari sedikit orang yang beruntung hingga dapat meraih pangkat tertinggi di dunia akademik hingga jenjang Guru Besar di USU. Di bawah ini menceritakan sebagian dari pengalamannya dan kontribusinya bagi ilmu pengetahuan, dan juga pengakuannya akan pertolongan Yahweh selama ia menekuni pekerjaannya.

Ada hal-hal yang sesunguhnya hampir tidak mungkin dan melemahkan posisinya sebagai seorang staf pengajar khususnya ditinjau dari latar belakang pendidikan S1 dan S2 nya yang berbeda, namun, kita akan melihat bagaimana hal tersebut malah menciptakan sesuatu yang baru bagi dunia pendidikan saat ini. Mari kita simak siapa dan mengapa Prof. Robinson Tarigan mendapatkan keberuntungan itu.

Sebagai seorang yang bergelar Master of Regional Planning (bagian dari ilmu Teknik Perencanaan/plannologi), dan berpendidikan BA dan Drs. Ilmu perusahaan tentunya semua orang dapat dengan mudah mengatakan bahwa kedua bidang tersebut tidak memiliki hubungan yang signifikan. Ilmu perusahaan dan ilmu perencanaan wilayah, pada awalnya adalah sesuatu yang hampir tidak bersinggungan namun dii dalam seorang yang bernama Robinson Tarigan, itu menjadi suatu yang sangat berharga.

Apa sesungguhnya yang telah beliau lakukan untuk ilmu pengetahuan? Ternyata dengan belajar dan berkerja keras beliau telah berhasil mengawinkan kedua bidang ilmu tersebut, Prof. Tarigan dapat menghasilkan sebuah ilmu baru yang dituangkannya dalam tiga buah bukunya yaitu:
1. Perencanaan Pembangunan Wilayah Pendekatan Ekonomi dan Ruang, 2002, DIKTI Jakarta.
2. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, 2004; Bumi Aksara Jakarta, cetakan ke VI tahun 2007.
3. Perencanaan Pembangunan Wilayah, 2004/2005; Bumi Aksara Jakarta.
Buku ini dipakai luas dikalangan perencana wilayah bahkan di diklat perencanaan wilayah nasional. (search di
http://www.google.com/ dengan sandi tarigan robinson; perencanaan wilayah atau ekonomi regional).

Semua itu tentunya karena ada hal yang luar biasa yang dihasilkannya sehingga dia dapat meraihnya, khususnya yang terkait dengan ilmu pengetahuan yang keahlian yang beliau kuasai. Pengakuan beliau adalah Takut akan Tuhan dan Bekerja Keras untuk menghasilkan sesuatu yang berharga dan di hargai.

Dalam diskusi kami, saya menanyakan mengapa beliau dapat menghasilkan buku yang begitu mudah difahami dan banyak digunakan saat ini di Indonesia. Dia mengatakan tidak tahu, Yahweh lah yang menolong saya saat menulis buku itu. Walaupun demikian, sebelum buku ini dicetak menjadi teks book buku tersebut telah memiliki 12 draft dari tahun 1986 hingga 2000, yang diajarkan di Pascasarjana di USU. Namun beliau yakin bahwa buku itu dapat menjadi sedemikian adalah karena anugrah Yahweh yang memberikan pengetahuan padanya. Buku-buku tersebut, sebelum dipublikasikan telah di review oleh ketua program pasca sarjana Plannologi ITB pada tahun 2002 pada saat itu.

Dari belajar dan bekerja keras selama ini tentunya, selain mendapat jabatan Guru Besar juga dari semua itu, saat ini beliau juga mendapatkan royalty jutaan rupiah setiap tahunnya dari perusahan yang mencetak buku tersebut.

Beliau adalah sedikit orang dari daerah yang memiki pengalaman di kancah nasional. Dengan banyak pengalaman sebagai konsultan di tingkat nasional dan daerah diantaranya adalah Analis CPIS Jakarta hingga tahun 1995 - 2003. Beliau memiliki publikasi dalam bentuk, monografi CPIS, buku terjemahan, di tambah publikasi di Journal Internasional dan Nasional, yang memungkinkan membuat ketidak nyambungan antara ilmu ekonomi perusahaan/ekonomi management dengan Ilmu Perencanaan wilayah/ Planology itu bukan lagi menjadi penghalang bagai beliau untuk mendapatkan jenjang pangkat tertinggi dalam dunia pendidikan.

Kontribusi di kancah Ilmiah
Ini adalah kutipan dari sebuah artikel tingkat Pasca Sarjana University of Malaya Malaysia yang berisikan bahwa Tarigan Robinson, 1998, adalah salah satu ahli ekonomi yang menurunkan TEORI LOKASI berdasarkan pendekatan Ekonomi.


Ada satu hal yang membuat saya bangga secara pribadi, karena dalam bagian
IV Teori Lokasi, Nama Tarigan Robinson, diangap memberi kontribusi pada Teori Lokasi berdasarkan pendekatan ekonomi.

"3) Teori Kutub Pertumbuhan, berbeza dengan pernyataan Christaller yang berlatarahli geografi, teori Kutub Pertumbuhan digagaskan dan dikembangkan oleh paraahli ekonomi. Teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep industripenggerak (leading industry), konsep polarisasi dan konsep memberi pengaruh(trickle atau spread effect) (Tarigan Robinson, 1998)."

Selain itu lihat juga dalam sebuah blog melaporkan bahwa akan adanya pendapat baru hal Hierarki Perkotaan yang dianggap sebagai sumbangan pemikiran dari Robinson Tarigan (2004), http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/hierarki-perkotaan.html


Jika kita search di google, telah sejumlah jurnal; tulisan ilmiah; silanus kuliah dan lain-lain yang terkait dengan perencanaan wilayah menggunakan istilah-istilah yang di telorkan oleh seorang Robinson Tarigan.

Lalu siapakah Robinson Tarigan ini sebenarnya?
Robinson Tarigan ketika masa mudanya adalah mantan ketua Permata GBKP runggun Bangun Mulia selama 9 tahun sejak 1958 hingga 1967, sejak dia duduk di bangku SMA hingga menyelesaikan kuliahnya di FE USU 1967. Beliau juga adalah anggota team evangelisasi runggun GBKP Bangun Mulia ke Bangun Setia, Patumbak Kampung, ke Tanjung Morawa kiri dan sekitarnya hingga terbentuknya GBKP dirunggun-rungun tersebut.

Dia mengatakan, kami dengan sepeda sekitar jam 8 malam pergi dari Bangun Mulia melakukan pelayanan ke tempat orang-orang karo jahe yang pindah kedareah Patumbak dan Tanjung morawa yang berpindah karena adanya gejolak gerombolan Pagit Tarigan di Tiga Juhar, Peria-ria, Penan dan sekitarnya yang masih banyak belum beragama alias perbegu. Bisa dibayangkan katanya, yang dilayani adalah orang-orang yang miskin dan baru memulai hidup di tempat yang baru, jangankan mengharapkan akan dihidangi makanan; teh manis saja sangat jarang disuguhkan untuk pelayanan kami. Artinya bahwa pelayanan itu adalah murni dan dikarenakan oleh pangilan alkitab untuk mengabarkan kabar baik itu. Kami melakukan semua itu dengan motivasi murni pelayanan, katanya.

Gereja GBKP Bangun Mulia (disamping POLDASU) adalah hasil evangelisasi kelompok GBKP di Kampung Baru yang adalah orang karo dan sejumlah mahasiswa karo yang kost dari kampong karena bersekolah di Medan. Mereka adalah anggota Jemaat GBKP Modang Lubis, kemudian membuka persekutuan di Batu sebelas Bangun Mulia dan Simpang Marindal yang pada awalnya di bangun gereja di tanah milik pribadi jemaat. Gereja-gereja inilah yang berkembang menjadi banyak Gereja GBKP di Sekitar daerah tersebut seperti GBKP Gang Kolam Teladan dan sebagainya.

Jika kita kaitkan dengan janji Tuhan bagi orang percaya, maka upah yang dijanjikan bagi Abraham dan keturunanya yang setia juga dapat kita peroleh dalam hidup kita, ini adalah sebuah bukti yang dialami yang terkasih Prof Robinson Tarigan, bahwa janji Tuhan untuk menambahkan segala-sesuatu bagi mereka yang setia dan takut akan Tuhan adalah sebuah kenyataan yang dapat kita amini. Perjalanan hidup kita yang diisi dengan pelayanan akan Tuhan adalah emas dan perak yang menjadi harta yang kekal bukan saja di bumi namun juga di Kerajaan Surga.

Kesaksian ini semoga dapat menambah wawasan kita untuk tetap bertekun dalam pelayanan yang murni karena cinta kita kepada Tuhan, sehingga dalam ketidak sempurnaan kita sekalipun Tuhan dapat menyempurnakannya menjadi hasil yang tidak dapat kita bayangkan selama ini. Tentunya semua untuk kemuliaan Tuhan.

Saat ini Prof. Robinson Tarigan adalah Guru Besar Emeritus USU sejak 2008 (SK DIKTI 2008), dan masih aktif mengajar dan membimbing mahasiswa S2 dan S3 di Pasca Sarjana USU.

Adalah wajar jika seorang anak bangga Kepada karya Bapaknya.
Salam hangat, dan tetap semangat