INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Saturday, October 18, 2008

Apakah Tuhan adalah Hakim kita? (sebuah kasus contoh hal seorang pemabuk)

Bro in Christ : Bode Haryanto Tarigan, Tainan Taiwan
Suatu diskusi yang melebar akan hubungan kita dengan Tuhan, dimana ketika kita telah berada didalam sistem Tuhan apakah Tuhan sebagai Hakim kita? (dirangkum dari pendapat pribadi pada diskusi di milis GBKP).

Adalah seorang yang suka mabuk-mabukan. Secara organisasi resmi dia adalah seorang Kristen, terdaftar disebuah gereja. Pada awalnya pemabuk ini mungkin mengalami suatu masalah, namun ia tidak berusaha menyelesaikan masalahnya dengan bersekutu lebih kuat lagi di dalam Tuhan, atau dalam penghidupan gereja. Ia malah larut didalam kebiasaan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jika dia hanya mabuk saja, mungkin ia saja yang menangung resiko bagi dirinya, namun pada umumnya orang yang suka mabuk akan mengakibatkan kesusahan bagi orang lain bahkan mengakibatkan keinginan yang aneh-aneh yang menjadi sumber dosa.

Seorang yang sadar, jika ia mengarahkan jiwanya (pikiran, keinginan, semangatnya) kepada keinginan roh, maka ia akan memiliki pikiran, keinginan dan semangat yang bersatu dengan keingina roh, dan menghasilkan buah-buah roh yaitu kasih, sabar, damai dst. Bagaimana dengan seorang yang mabuk, apakah dia dapat mengarahkan pikiranya keinginanya kepada roh? Apakah dengan mabuk dia dapat membawa damai, lebih sabar atau malah dia akan tertidur diparit hingga tidak sadarkan diri karena sangkin mabuknya.

Apakah orang seperti ini mengasihi Tuhan?

Misalkan seorang yang sedang mabuk-mabukan (artinya adalah negatif), kemudia saat itu dia mengendarai motor, lalu terjadi tabrakan dan akhirnya dia meningal dunia dalam tabrakan itu. Apakah itu karena Tuhan? Apakah Tuhan ikut campur dalam rancangan kematiannya? Sulit untuk menjawabnya. Namun apakah dia berada didalam sistem Tuhan yang kudus di saat dia mabuk? Tuhan yang maha kuasa pasti tahu akan hal itu, karena nyawa manusia adalah milik Tuhan, tapi mengapa itu terjadi? Mengapa Tuhan membiarkan semua itu terjadi? Atau apakah itu bukan kesalahan dia sendiri, kenapa dia tidak mengasihi dirinya sendiri? Mengapa dia mabuk bawa motor? Lalu untuk apa sebenarnya mabuk-mabukan?

Alkitab mengatakan" pendusta jika kamu berkata mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, namun saudaramu yang kelihatan kamu tidak dapat mengasihinya”. kalau kita analogkan" pendusta jika kamu mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan kalau dirimu sendiri saja kamu tidak dapat mengasihinya. Jadi sesunguhnya si pemabuk tadi tidak mengasihi Tuhan, karena dia tidak mengasihi dirinya, sehingga saat mabuk bawa motor dan tabrakan lalu mati, maka sesunguhnya dia berdusta kalau dia mengasihi Tuhan.

Orang seperti itu sebenarnya sudah DUA KALI MATI, mati secara rohani, karena tidak lagi mengikuti kehendak Tuhan (mabuk-mabukan) , lalu mati secara jasmani (meningal dunia tabrakan). Ketika manusia melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, apakah dia masih berada di dalam system Tuhan yang Kudus.

Untuk masuk kembali kedalam sistem Tuhan, paling tidak dia harus mengaku dosa didalam hatinya, dan minta ampun pada Tuhan atas pebuatannya, kemudian rohaninya di hidupkan kembali, namun sayangnya dia sudah keburu mati.

Maksud hal mati secara rohani, sama seperti ADAM DAN HAWA, ketika TUHAN berperintah, “kalau kau makan buah pohon yg ditengah taman ini ( pohon pengetahuan), maka pada hari itu juga engkau akan mati”. Sesunguhnya yang mati adalah rohaniah/batiniah (spirit) manusianya tetapi jiwa dan badannya tetap hidup (soul and body). Demikianlah Adam dan Hawa, dia melangar perintah Tuhan dia mati secara rohaniah di hadapan Tuhan tetapi tetap hidup secara jiwa dan daging.

Jadi ketika kita melakukan perbuatan yang melawan kehendak TUHAN yang KUDUS, maka secara otomatis kita mati secara rohani, kita keluar dari Sistem Tuhan, masuk ke sistem dunia melulu. Namun karena kita pada dasarnya sudah percaya Yesus, maka ketika kita mengaku dosa dan memohon ampun pada Tuhan, kita masuk lagi kedalam system Tuhan yang kudus itu.

Apa yang di alami contoh ini yaitu si pemabuk (ya mungkin saja karena dia mabuk dia melakukan banyak dosa-dosa yang lain), dia belum sempat bertobat/atau mengaku dosa udah keburu mati didalam system dunia.

Apakah dia dipangil Tuhan

Menurut Alkitab; orang yang dipanggil Tuhan adalah orang yang berkenan kepadanya, Jika ada seorang mati karena mabuk-mabuk lalu ditabrak motor, apakah hal seperti itu karena Tuhan memangilnya dan berkenan kepada Tuhan? Saya pernah membantah istilah, semua orang mati dipangil Tuhan, yang sering di pakai orang kristen untuk menyebutkan istilah kematian. Padahal apa benar dipangil oleh Tuhan kalau seorang itu berada diluar Tuhan walaupun dia Kristen.

Hal kematian seorang Kristen

Kematian adalah keuntungan kata Paulus, karena apa? karena hidupnya adalah Kristus. Kenapa Paulus berani mengatakan hal itu, karena dia selalu menghidupkan hubungannya dengan Tuhan. Rasul Paulus adalah patner Tuhan, Paulus dan Tuhan bekerjasama didalam menyampaikan kehendak Tuhan akan keselamatan bagi dunia ini.

Bagaimana dengan pemabuk tadi? Apakah dia menghidupkan hubungannya dengan Tuhan? Kemungkinan ternyata pada saat itu dia bukan sebagai patner Tuhan, tetapi sebagai patner dunia (atau objek dosa). Dan hal inilah yang sulit untuk kita ketahui apakah orang itu sedang menghidupkan dan menjaga manusia rohaninya (kerohaniannya) atau tidak, ketika dia harus mati secara fisik.

Demikianlah kepada kita orang percaya, jika ada terjadi sesuatu kepada kita, walaupun mungkin datang bencana atau penyakit dan lain-lain menimpa kita dan walaupun kita harus mati, yang penting kita sedang berada di dalam Tuhan. Artinya begitulah kematian itu terjadi secara fisik namun tetap hidup secara rohani.

Tentunya Tuhan tidaklah menjadi Hakim bagi orang yang berkenan kepadanya, bahkan kita akan mendapatkan kemuliaan dari Tuhan hingga di keabadian yang akan datang (New Jerusalem). Tuhan adalah menjadi hakim bagi orang yang perlu dihakimi, bagi orang yang tidak setia, mereka yang menafikan darah Yesus.

Yakinlah bahwa bagi orang yang berkenan, Tuhan bukan menjadi Hakim tetapi patner (maksudnya bukan patner untuk menghakimi, tapi patner untuk menyampaikan kabar suka cita, kasih, lemah lembut keseluruh dunia). Bahkan MERAJA bersama Kristus dimasa seribu tahun. Beribu-ribu orang kudus akan turun dari surga, dan semua itu adalah patner Tuhan demi menyelengarakan kerajaanNya.

Bagi kita yang berada diluar kehendak Tuhan seperti si pemabuk tadi, saatnya bagi kita untuk diselamatkan, sehingga dapat menjadi pemenang bersama Kristus. Setiap orang kristen seharusnya adalah sebagai subjek, ketika kita bekerja sebagai Pdt, Pt/Dk pengurus organisasi atau Panitia, kita adalah subjek, karena kita sedang bekerjasama dengan Tuhan. Manusia dan Tuhan sebagai patner. Tetapi ketika manusia itu jatuh dan berbuat kesalahan yang disengaja dan meninggalkan Tuhan dia menjadi objek bagi kejahatan atau kesalahan yang dia buat sendiri. Persoalannya kita mau menjadi subjek atau menjadi objek?

MENGUTAMAKAN KASIH

Saudara dalam nama Tuhan Yesus: Bode Haryanto Tarigan, Tainan Taiwan

Suatu diskusi bagaimana menghadapi kesalahan yang terjadi ditengah pelayanan digereja (dikepanitiaan) yang dilakukan oleh seorang pejabat Gereja. Apakah yang seharusnya kita lakukan? (dirangkum dari pendapat pribadi pada diskusi di milis GBKP).

Dalam hal melihat permasalahan yang terjadi digereja tentunya kita tetap tidak dapat lari dari HUKUM KASIH. Selain itu tentunya kita meminta Tuhan memberikan kebijaksanaan bagi kita (gereja) agar semua persoalan tersebut dapat menyenangkan hati Tuhan. Pengambilan setiap tindakan didalam Gereja sebaiknya juga memperhatikan dampak negative yang mungkin terjadi akibat keputusan yang diambil terhadap sekerja gereja dan juga jemaat. Hal ini sangat penting mengingat keberagaman latarbelakang jemaat didalam mengenal Tuhan Yesus yang penuh kasih itu.

Permasalahan-permasalahan yang timbul tentunya harus dapat dilihat secara kasus-perkasus, apakah sampai bertentangan dengan prinsif rohani, misalnya mereka yang melakukan pemurtadan/pindah agama, bertentangan dengan firman Tuhan, misalnya melakukan tindakan (dosa) yang akan membahayakan bagi kehidupan berjemaat misalnya beristri dua, suka berzinah dan judi (menjadi contoh yang negatif). Atau bentuk kesalahan lain yang terjadi karena kesalahan PROSEDURE didalam aktifitas gereja seperti sebagai panitia dalam berbagai kepanitiaan, pelayanan dan interaksi-lainnya dalam rangka melakukan pelayanan.

Dalam bahasan kali ini adalah terkait dengan terjadi karena kesalahan PROSEDURE didalam aktifitas gereja seperti sebagai panitia dalam berbagai kepanitiaan, pelayanan dan interaksi-lainnya dalam rangka melakukan pelayanan. Bentuk-bentuk kepengurusan atau kepanitiaan digereja juga tidak selalu berhubungan dengan urusan Gereja secara rohani (bible study, PA, PI, Kunjungan orang sakit dll), namun banyak juga kegiatan gereja secara organisasi (pembangunan gereja, panitia seremonial, kegiatan oleh raga, dll), walaupun pada dasarnya membangun gereja (manusianya) tersebut secara keseluruhan.

Dalam hal pelayanan dalam kepanitiaan di runggun atau gereja umumnya ada hal-hal yang s harus kita ingat diantaranya bahwa:
1. Bekerja digereja adalah sebuah pelayanan (menjadi pelayan) dan ini bukanlah hal yang mudah untuk membentuk karakter seperti pelayan (melayani).
2. Bekerja dengan upah dari surga adalah sebuah bentuk aktifitas dimana kita dengan keyakinan kita bahwa Tuhan akan memberikan upah bagi kita di surga (harta surga).
3. Belajar mengandalkan Kasih dan kesabaran, pada umumnya kepengurusan/kepanitiaan akan menghadapi banyak kendala didalam melakukan berbagai aktifitas, sehingga kita terkadang akan merasa jengkel dan kecewa. Jika kita menjadi pemenang sesunguhnya disaat itulah kita akan diajari menjadi lebih kasih dan sabar (salah satu cara).
4. Pekerjaan digereja adalah bagian yang sensitive yang menuntut kita harus bersih dan sempurna dimata jemaat (kelihatan alim, sopan, santun, beradat dll), padahal apa yang kita hadapi dalam kehidupan kita mungkin saja membuat kita dapat terjebak dalam berbagai permasalahan. Hal-hal tersebut menjadi sensitive bagi pelayanan kita, sehingga didalam pelayanan kita dituntut mawas diri dan kelihatan sempurna, artinya kita akan semakin tergantung kepada Perlindungan Tuhan.
5. Dan di GBKP tidak ada kriteria khusus bagi mereka yang ingin terlibat didalam gereja, namun tentunya tidak melakukan hal-hal yang melangar peraturan Gereja, sehingga gereja seperti GBKP sesunguhnya membuka peluang akan hal senegatif apapun terjadi. Disisilain juga memberikan peluang bagi siapa saja untuk merasakan pekerjaan Tuhan dalam ketelibatanya di kegiatan gereja.

Untuk memulai sebuah pelayanan atau menjadi sekerja gereja sesunguhnya adalah tidak semudah yang kita bayangkan. Dari alasan di atas, menunjukkan ada banyak hal yang dapat membuat kita gagal untuk membentuk diri kita sebagai pelayan, dengan mengandalkan iman percaya kita yang dikalahkan oleh faktor keegoan manusia/kita bisa saja memuncak, apalagi di awal-awal kita melayani (bekerja untuk gereja). Untuk itu, sesunguhnya kita bersyukur oleh karena masih ada orang yang mau bekerja sebagai panitia di gereja.
Dalam berbagai kepanitiaan, sebagai panitia digereja tentunya akan sejalan dengan bertambanhnya kesibukan kita ditengah kesibukan dalam pekerjaan kita sehari-hari. Dalam mengisi tanggung jawab sebagai panitia, akan keaktifan kita (waktu), kontribusi akan ide-ide kita (pikiran) dan juga pegeluaran kita yang bertambah seiring dengan bertambahnya tangung jawab kita (dana), terkadang juga dapat terjadi kesalahan lain, sebagai contoh biasanya terkait dengan laporan pertangung jawaban keuangan panitia. Hal ini sering terjadi ditengah kepanitiaan dimana panitia tidak dapat mempertanggung jawabkan sejumlah uang dalam kepanitiaan. Lalu bagaimana kita merespon hal ini?

Seorang pengurus gereja melakukan kesalahan, dan ternyata bahwa kesalahan itu dapat dibuktikan bahwa benar terjadi kesalahan. Lalu bagaimana respon kita? Mungkin respon kita adalah sangat beragam. Seperti diskusi di milisGBKP, pada dasarnya sebagian besar menuntut agar ditindak tegas, dengan harapan jangan terulang lagi. Tapi apakah respon kita sudah mempertimbangkan hal-hal yang membuat seseorang itu, menjadi semakin kuat dalam pelayanan atau malah akan mematikan keinginannya untuk melayani. Disinilah kita harus belajar mengimplementasikan Kasih yang telah kita kenal itu. Apakah tindakan tegas itu memberikan keuntungan bagi Tuhan atau tidak? Jika kita mengacu kepada yang abadi, yaitu kasih maka hal-hal yang tidak abadi seperti itu bukanlah sebuah perkara yang penting.

Apakah keuntungan bagi Tuhan? Keuntungan bagi Tuhan adalah gereja yang semakin teguh, gereja yang saling meneguhkan. Kehilapan yang dilakukan didalam pelayanan gereja tersebut sesunguhnya hanya bersifat prosedural saja, bukan hal yang prinsif yang dapat merusak sistem Tuhan didalam gereja. Kebijaksanaan didalam mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah seperti ini haruslah untuk menyenangkan hati Tuhan. Ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan diantanya:

1. Resistensi Jemaat dalam menerima hal-hal negative yang dilakukan oleh sekerja gereja mungkin akan berdampak lebih negative dibandingkan persoalannya itu sendiri, dalam arti apakah hal sedemikain tersebut jika disampaikan secara terbuka/dimomokan kepada jemaat tidak akan menjadi seperti virus yang mudah menyebar, yang dampaknya bisa beragam dan sulit untuk di prediksi, karena kedewasaan jemaat tidak sama, apakah tidak lebih baik diselesaikan secara tertutup dan hanya diketahui oleh orang2 tertentu dari pada secara terbuka yang berdampak domino bagi jemaat.
2. Apakah ini tidak akan menimbulkan luka yang dalam (akar pahit) bagi individu tersebut dan keluarga di tengah gereja?
3. Apakah tidak menimbulkan kekecutan jika ada seorang lain yang ingin belajar melayani misalnya didalam kepanitiaan, ia belajar meluangkan waktunya, pikirannya dan dananya, namun belum siap secara pribadi menerima kritikan yang terbuka.
4. Apakah dalam hal-hal seperti inilah kita sesungguhnya dapat untuk saling menguatkan namun bukan untuk saling menjatuhkan. Katakan kalimat ini dengan tulus untuk beliau itu, "Kami mendoakan saudara akan tetap kuat dan diberkati Tuhan", malah mungkin ia akan merasakan aliran KASIH, sehingga beliau lebih giat lagi dalam melayani dimasa kedepan.
5. Dan yakinlah, jika sekerja Tuhan itu melakukan kesalahan yang ia sengaja, namun kita mendekatinya dengan kasih, maka kemungkinan besar ia akan bertobat dan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk Tuhan di masa yang akan datang. Namun jika dia tidak menyesal, sesunguhnya dia sedang mendustai Tuhan, dan tentunya hak Tuhan memberikan pengajaran bagi orang yang mendustai Tuhan. Namun paling tidak kita jangan jatuh kedalam dosa-dosa baru akibat dari dosa yang dilakukan saudara kita yang sedang jatuh.
Dengan mengutamakan Kasih sesunguhnya kita sedang Menyenangkan hati Tuhan. Didalam pekerjaan pelayanan sesunguhnya kita sedang melayani Tuhan Yesus. Barang siapa yang melayani Anak (Tuhan Yesus), mereka dihormati Bapa (YAHWEH), itu dikatakan didalam Yohanes. Betapa suka citanya kita, TUHAN YAHWEH menghormati kita. Luar biasa bukan.

Thursday, October 2, 2008

APAKAH DILUAR KRISTUS TIDAK MEMILIKI KESELAMATAN

By saudara di dalam Yesus
Bode Haryanto
Tainan Taiwan

Ini adalah sambungan dari pembahasan masalah keselamatan dan perbuatan baik di Milis GBKP


Sebagai seorang manusia biasa dan terbatas dan menurut pengalaman rohani sejauh ini, saya kurang setuju jika diluar kekristenan (dasarnya KRISTUS) otomatis tidak memiliki kesempatan untuk selamat dunia akhirat. Karena Jauh sebelum Yesus, dimana Abraham, Musa, Enoch, Noah, Elia memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan mungkin banyak lagi yang lain, namun hanya mereka yang tercatat di dalam alkitab. Lalu bagai mana dengan diluar kekeristenan.
Contoh diluar kekeristenan adalah Budha, beliau mencari hadirat Tuhan, namun tidak menemukannya secara sempurna, apakah itu menjadi TAKDIRNYA TIDAK SELAMAT?, didalam KEKRISTENAN TIDAK MENGENAL KATA TAKDIR namun kebaikan Budha, berjuta kali melebihi kebaikan orang-orang yang mengaku kristen. Lalu dari mana sumber kebaikan itu? Apakah ada tuhan lain?
Menurut saya Kebaikan sang Budha itu bersumber dari Tuhan yang dicari-cari Budha namun tidak dapat mendefinisikannya dengan benar. Tuhan adalah sumber kebijaksanaan (Wisdom). Jauh sebelum Roh Kudus didefenisikan pada hari pentakosta, Roh Kudus sudah bekerja kepada orang-orang yang berkenan kepada-NYA, dan mungkin salah satu adalah Budha.
Jesus diwaktu masih didalam dunia kematian, Yesus mengembara kepenjara-penjara secara rohaniah, ada yang menafsirkan bahwa Roh Yesus menemui semua orang-orang terkemuka alkitab dan dihadapan Tuhan yang hidup didalam kurun waktu sebelum kedatangan Yesus kedunia (dalam rangka mengenapi) untuk di Tahirkan dan kudus mungkin saja disana ada Budha, siapa yang tahu? hanya Tuhan yang tahu.
HAL PERBUATAN BAIK DAN UPAH DISURGA. Mungkin kita belum pernah membaca buku tafsiran KRISTALISASI WAHYU. Dalam buku itu dituliskan bahwa Kaum Kudus akan Meraja bersama Kristus di masa 1000 Tahun. Yang meraja itu adalah mereka yang TERANGKAT ataupun mereka yang bertahan didalam Kristus saat datangnya masa Antikris ditambah kaum terkemuka didalam alkitab bahkan mungkin ditambah kaum Yahudi (karena Tuhan itu Ya dan Amin, sekali Ya tetap Ya, dan Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, tentunya Yahudi yang berkenan di hadapan Tuhan).
Dalam Alkitab dikatakan bahwa Tuhan akan turun dari langit bersama beribu-ribu kaum kudus. Persoalannya siapakah mereka itu semua? Siapa yang beribu-ribu itu (mungkin saja salah satu Budha)? Siapa yang terangakat itu? dan Siapa yang bertahan itu? Semua mereka akan MERAJA BERSAMA KRISTUS SELAMA 1000 Tahun. INILAH YANG DISEBUT KAUM PEMENANG HINGGA AKHIR.
Lalu bagaimana dengan KRISTEN yang tidak terangkat, tidak bertahan, dan yang mati sebelum kedatangan Tuhan sebagai hakim, semua mereka akan dihakimi, yang mati dihidupkan dan untuk dihakimi, Semua KRISTEN YANG MODEL INI, akan rugi karena tidak meraja bersama Kristus. Kristen model ini akan menderita seperti dari dalam api selama 1000 tahun, tetapi tidak ada lagi kematian kedua bagi mereka, karena mereka akan dipulihkan selama dalam proses pengkudusan 1000 tahun, dan bersama-sama dengan KAUM PEMENANG HINGGA AKHIR ITU masuk kedalam ke abadian yang akan datang yaitu New Jerusalem. Namun tetap ada KERTAK GIGI BAGI orang kristen tetapi tidak setia, walaupun akhirnya diselamatkan. Jadi jangan kita kira kita selamat-selamat saja tanpa ada kertak-gigi dan isak tangis, walaupun kita terima Yesus tapi kita tidak setia. Selamat tetapi tetap rugi.
Namun bagi orang yang Tidak menerima Yesus sama sekali? Ini urusan Tuhan, saya tidak mau memberikan komentar. Tetapi bagi mereka yang tidak menerima Yesus dalam alkitab bilang mereka akan dihidupkan untuk dihakimi dan dimatikan lagi yaitu kematian yang kedua, atau kematian kekal, ini kali yang disebut NERAKA.
Kalau kita lebih dalam mencermati hal penyelamatan itu sendiri didalam kekristenan dapat disimpulkan bahwa, keselamatan bukan tergantung Tuhan lagi, tetapi sudah tergantung kepada manusia. Kita mau selamat atau tidak, semua tergantung kita, bukan tergantung Tuhan, karena Tuhan Yahweh telah mengenapi di dalam Yesus Kristus. Kita sudah di merdekakan dan alkitab dan Yesus telah mengajarkan cara untuk selamat. Semua sudah digenapi di dalam Yesus, jadi silahkan mau ikut aturan main Tuhan atau mau ikut main aturan sendiri/dunia.
Karena penghakiman akan datang untuk orang yang perlu dihakimi, bukan untuk orang-orang yang melakukan kehendakNya. Kedatagan Tuhan sebagai Hakim adalah bagi mereka yang tidak dapat dipercaya yang menyalahkan arti kemerdekaan itu, Contohnya di alkitab HAL kerajaan surga seperti orang yang di berikan uang oleh penguasa/tuannya, ada yang bekerja untuk mengembangkan usaha tapi ada juga yang menyembunyikan uangnya. Pada akhirnya semua mendapat upah yg rajin dan juga hukuman bagi yang malas.