Bro in Christ : Bode Haryanto Tarigan, Tainan Taiwan
Suatu diskusi yang melebar akan hubungan kita dengan Tuhan, dimana ketika kita telah berada didalam sistem Tuhan apakah Tuhan sebagai Hakim kita? (dirangkum dari pendapat pribadi pada diskusi di milis GBKP).
Adalah seorang yang suka mabuk-mabukan. Secara organisasi resmi dia adalah seorang Kristen, terdaftar disebuah gereja. Pada awalnya pemabuk ini mungkin mengalami suatu masalah, namun ia tidak berusaha menyelesaikan masalahnya dengan bersekutu lebih kuat lagi di dalam Tuhan, atau dalam penghidupan gereja. Ia malah larut didalam kebiasaan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jika dia hanya mabuk saja, mungkin ia saja yang menangung resiko bagi dirinya, namun pada umumnya orang yang suka mabuk akan mengakibatkan kesusahan bagi orang lain bahkan mengakibatkan keinginan yang aneh-aneh yang menjadi sumber dosa.
Seorang yang sadar, jika ia mengarahkan jiwanya (pikiran, keinginan, semangatnya) kepada keinginan roh, maka ia akan memiliki pikiran, keinginan dan semangat yang bersatu dengan keingina roh, dan menghasilkan buah-buah roh yaitu kasih, sabar, damai dst. Bagaimana dengan seorang yang mabuk, apakah dia dapat mengarahkan pikiranya keinginanya kepada roh? Apakah dengan mabuk dia dapat membawa damai, lebih sabar atau malah dia akan tertidur diparit hingga tidak sadarkan diri karena sangkin mabuknya.
Apakah orang seperti ini mengasihi Tuhan?
Misalkan seorang yang sedang mabuk-mabukan (artinya adalah negatif), kemudia saat itu dia mengendarai motor, lalu terjadi tabrakan dan akhirnya dia meningal dunia dalam tabrakan itu. Apakah itu karena Tuhan? Apakah Tuhan ikut campur dalam rancangan kematiannya? Sulit untuk menjawabnya. Namun apakah dia berada didalam sistem Tuhan yang kudus di saat dia mabuk? Tuhan yang maha kuasa pasti tahu akan hal itu, karena nyawa manusia adalah milik Tuhan, tapi mengapa itu terjadi? Mengapa Tuhan membiarkan semua itu terjadi? Atau apakah itu bukan kesalahan dia sendiri, kenapa dia tidak mengasihi dirinya sendiri? Mengapa dia mabuk bawa motor? Lalu untuk apa sebenarnya mabuk-mabukan?
Alkitab mengatakan" pendusta jika kamu berkata mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, namun saudaramu yang kelihatan kamu tidak dapat mengasihinya”. kalau kita analogkan" pendusta jika kamu mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan kalau dirimu sendiri saja kamu tidak dapat mengasihinya. Jadi sesunguhnya si pemabuk tadi tidak mengasihi Tuhan, karena dia tidak mengasihi dirinya, sehingga saat mabuk bawa motor dan tabrakan lalu mati, maka sesunguhnya dia berdusta kalau dia mengasihi Tuhan.
Orang seperti itu sebenarnya sudah DUA KALI MATI, mati secara rohani, karena tidak lagi mengikuti kehendak Tuhan (mabuk-mabukan) , lalu mati secara jasmani (meningal dunia tabrakan). Ketika manusia melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, apakah dia masih berada di dalam system Tuhan yang Kudus.
Untuk masuk kembali kedalam sistem Tuhan, paling tidak dia harus mengaku dosa didalam hatinya, dan minta ampun pada Tuhan atas pebuatannya, kemudian rohaninya di hidupkan kembali, namun sayangnya dia sudah keburu mati.
Maksud hal mati secara rohani, sama seperti ADAM DAN HAWA, ketika TUHAN berperintah, “kalau kau makan buah pohon yg ditengah taman ini ( pohon pengetahuan), maka pada hari itu juga engkau akan mati”. Sesunguhnya yang mati adalah rohaniah/batiniah (spirit) manusianya tetapi jiwa dan badannya tetap hidup (soul and body). Demikianlah Adam dan Hawa, dia melangar perintah Tuhan dia mati secara rohaniah di hadapan Tuhan tetapi tetap hidup secara jiwa dan daging.
Jadi ketika kita melakukan perbuatan yang melawan kehendak TUHAN yang KUDUS, maka secara otomatis kita mati secara rohani, kita keluar dari Sistem Tuhan, masuk ke sistem dunia melulu. Namun karena kita pada dasarnya sudah percaya Yesus, maka ketika kita mengaku dosa dan memohon ampun pada Tuhan, kita masuk lagi kedalam system Tuhan yang kudus itu.
Apa yang di alami contoh ini yaitu si pemabuk (ya mungkin saja karena dia mabuk dia melakukan banyak dosa-dosa yang lain), dia belum sempat bertobat/atau mengaku dosa udah keburu mati didalam system dunia.
Apakah dia dipangil Tuhan
Menurut Alkitab; orang yang dipanggil Tuhan adalah orang yang berkenan kepadanya, Jika ada seorang mati karena mabuk-mabuk lalu ditabrak motor, apakah hal seperti itu karena Tuhan memangilnya dan berkenan kepada Tuhan? Saya pernah membantah istilah, semua orang mati dipangil Tuhan, yang sering di pakai orang kristen untuk menyebutkan istilah kematian. Padahal apa benar dipangil oleh Tuhan kalau seorang itu berada diluar Tuhan walaupun dia Kristen.
Hal kematian seorang Kristen
Kematian adalah keuntungan kata Paulus, karena apa? karena hidupnya adalah Kristus. Kenapa Paulus berani mengatakan hal itu, karena dia selalu menghidupkan hubungannya dengan Tuhan. Rasul Paulus adalah patner Tuhan, Paulus dan Tuhan bekerjasama didalam menyampaikan kehendak Tuhan akan keselamatan bagi dunia ini.
Bagaimana dengan pemabuk tadi? Apakah dia menghidupkan hubungannya dengan Tuhan? Kemungkinan ternyata pada saat itu dia bukan sebagai patner Tuhan, tetapi sebagai patner dunia (atau objek dosa). Dan hal inilah yang sulit untuk kita ketahui apakah orang itu sedang menghidupkan dan menjaga manusia rohaninya (kerohaniannya) atau tidak, ketika dia harus mati secara fisik.
Demikianlah kepada kita orang percaya, jika ada terjadi sesuatu kepada kita, walaupun mungkin datang bencana atau penyakit dan lain-lain menimpa kita dan walaupun kita harus mati, yang penting kita sedang berada di dalam Tuhan. Artinya begitulah kematian itu terjadi secara fisik namun tetap hidup secara rohani.
Tentunya Tuhan tidaklah menjadi Hakim bagi orang yang berkenan kepadanya, bahkan kita akan mendapatkan kemuliaan dari Tuhan hingga di keabadian yang akan datang (New Jerusalem). Tuhan adalah menjadi hakim bagi orang yang perlu dihakimi, bagi orang yang tidak setia, mereka yang menafikan darah Yesus.
Yakinlah bahwa bagi orang yang berkenan, Tuhan bukan menjadi Hakim tetapi patner (maksudnya bukan patner untuk menghakimi, tapi patner untuk menyampaikan kabar suka cita, kasih, lemah lembut keseluruh dunia). Bahkan MERAJA bersama Kristus dimasa seribu tahun. Beribu-ribu orang kudus akan turun dari surga, dan semua itu adalah patner Tuhan demi menyelengarakan kerajaanNya.
Bagi kita yang berada diluar kehendak Tuhan seperti si pemabuk tadi, saatnya bagi kita untuk diselamatkan, sehingga dapat menjadi pemenang bersama Kristus. Setiap orang kristen seharusnya adalah sebagai subjek, ketika kita bekerja sebagai Pdt, Pt/Dk pengurus organisasi atau Panitia, kita adalah subjek, karena kita sedang bekerjasama dengan Tuhan. Manusia dan Tuhan sebagai patner. Tetapi ketika manusia itu jatuh dan berbuat kesalahan yang disengaja dan meninggalkan Tuhan dia menjadi objek bagi kejahatan atau kesalahan yang dia buat sendiri. Persoalannya kita mau menjadi subjek atau menjadi objek?
Suatu diskusi yang melebar akan hubungan kita dengan Tuhan, dimana ketika kita telah berada didalam sistem Tuhan apakah Tuhan sebagai Hakim kita? (dirangkum dari pendapat pribadi pada diskusi di milis GBKP).
Adalah seorang yang suka mabuk-mabukan. Secara organisasi resmi dia adalah seorang Kristen, terdaftar disebuah gereja. Pada awalnya pemabuk ini mungkin mengalami suatu masalah, namun ia tidak berusaha menyelesaikan masalahnya dengan bersekutu lebih kuat lagi di dalam Tuhan, atau dalam penghidupan gereja. Ia malah larut didalam kebiasaan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jika dia hanya mabuk saja, mungkin ia saja yang menangung resiko bagi dirinya, namun pada umumnya orang yang suka mabuk akan mengakibatkan kesusahan bagi orang lain bahkan mengakibatkan keinginan yang aneh-aneh yang menjadi sumber dosa.
Seorang yang sadar, jika ia mengarahkan jiwanya (pikiran, keinginan, semangatnya) kepada keinginan roh, maka ia akan memiliki pikiran, keinginan dan semangat yang bersatu dengan keingina roh, dan menghasilkan buah-buah roh yaitu kasih, sabar, damai dst. Bagaimana dengan seorang yang mabuk, apakah dia dapat mengarahkan pikiranya keinginanya kepada roh? Apakah dengan mabuk dia dapat membawa damai, lebih sabar atau malah dia akan tertidur diparit hingga tidak sadarkan diri karena sangkin mabuknya.
Apakah orang seperti ini mengasihi Tuhan?
Misalkan seorang yang sedang mabuk-mabukan (artinya adalah negatif), kemudia saat itu dia mengendarai motor, lalu terjadi tabrakan dan akhirnya dia meningal dunia dalam tabrakan itu. Apakah itu karena Tuhan? Apakah Tuhan ikut campur dalam rancangan kematiannya? Sulit untuk menjawabnya. Namun apakah dia berada didalam sistem Tuhan yang kudus di saat dia mabuk? Tuhan yang maha kuasa pasti tahu akan hal itu, karena nyawa manusia adalah milik Tuhan, tapi mengapa itu terjadi? Mengapa Tuhan membiarkan semua itu terjadi? Atau apakah itu bukan kesalahan dia sendiri, kenapa dia tidak mengasihi dirinya sendiri? Mengapa dia mabuk bawa motor? Lalu untuk apa sebenarnya mabuk-mabukan?
Alkitab mengatakan" pendusta jika kamu berkata mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, namun saudaramu yang kelihatan kamu tidak dapat mengasihinya”. kalau kita analogkan" pendusta jika kamu mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan kalau dirimu sendiri saja kamu tidak dapat mengasihinya. Jadi sesunguhnya si pemabuk tadi tidak mengasihi Tuhan, karena dia tidak mengasihi dirinya, sehingga saat mabuk bawa motor dan tabrakan lalu mati, maka sesunguhnya dia berdusta kalau dia mengasihi Tuhan.
Orang seperti itu sebenarnya sudah DUA KALI MATI, mati secara rohani, karena tidak lagi mengikuti kehendak Tuhan (mabuk-mabukan) , lalu mati secara jasmani (meningal dunia tabrakan). Ketika manusia melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, apakah dia masih berada di dalam system Tuhan yang Kudus.
Untuk masuk kembali kedalam sistem Tuhan, paling tidak dia harus mengaku dosa didalam hatinya, dan minta ampun pada Tuhan atas pebuatannya, kemudian rohaninya di hidupkan kembali, namun sayangnya dia sudah keburu mati.
Maksud hal mati secara rohani, sama seperti ADAM DAN HAWA, ketika TUHAN berperintah, “kalau kau makan buah pohon yg ditengah taman ini ( pohon pengetahuan), maka pada hari itu juga engkau akan mati”. Sesunguhnya yang mati adalah rohaniah/batiniah (spirit) manusianya tetapi jiwa dan badannya tetap hidup (soul and body). Demikianlah Adam dan Hawa, dia melangar perintah Tuhan dia mati secara rohaniah di hadapan Tuhan tetapi tetap hidup secara jiwa dan daging.
Jadi ketika kita melakukan perbuatan yang melawan kehendak TUHAN yang KUDUS, maka secara otomatis kita mati secara rohani, kita keluar dari Sistem Tuhan, masuk ke sistem dunia melulu. Namun karena kita pada dasarnya sudah percaya Yesus, maka ketika kita mengaku dosa dan memohon ampun pada Tuhan, kita masuk lagi kedalam system Tuhan yang kudus itu.
Apa yang di alami contoh ini yaitu si pemabuk (ya mungkin saja karena dia mabuk dia melakukan banyak dosa-dosa yang lain), dia belum sempat bertobat/atau mengaku dosa udah keburu mati didalam system dunia.
Apakah dia dipangil Tuhan
Menurut Alkitab; orang yang dipanggil Tuhan adalah orang yang berkenan kepadanya, Jika ada seorang mati karena mabuk-mabuk lalu ditabrak motor, apakah hal seperti itu karena Tuhan memangilnya dan berkenan kepada Tuhan? Saya pernah membantah istilah, semua orang mati dipangil Tuhan, yang sering di pakai orang kristen untuk menyebutkan istilah kematian. Padahal apa benar dipangil oleh Tuhan kalau seorang itu berada diluar Tuhan walaupun dia Kristen.
Hal kematian seorang Kristen
Kematian adalah keuntungan kata Paulus, karena apa? karena hidupnya adalah Kristus. Kenapa Paulus berani mengatakan hal itu, karena dia selalu menghidupkan hubungannya dengan Tuhan. Rasul Paulus adalah patner Tuhan, Paulus dan Tuhan bekerjasama didalam menyampaikan kehendak Tuhan akan keselamatan bagi dunia ini.
Bagaimana dengan pemabuk tadi? Apakah dia menghidupkan hubungannya dengan Tuhan? Kemungkinan ternyata pada saat itu dia bukan sebagai patner Tuhan, tetapi sebagai patner dunia (atau objek dosa). Dan hal inilah yang sulit untuk kita ketahui apakah orang itu sedang menghidupkan dan menjaga manusia rohaninya (kerohaniannya) atau tidak, ketika dia harus mati secara fisik.
Demikianlah kepada kita orang percaya, jika ada terjadi sesuatu kepada kita, walaupun mungkin datang bencana atau penyakit dan lain-lain menimpa kita dan walaupun kita harus mati, yang penting kita sedang berada di dalam Tuhan. Artinya begitulah kematian itu terjadi secara fisik namun tetap hidup secara rohani.
Tentunya Tuhan tidaklah menjadi Hakim bagi orang yang berkenan kepadanya, bahkan kita akan mendapatkan kemuliaan dari Tuhan hingga di keabadian yang akan datang (New Jerusalem). Tuhan adalah menjadi hakim bagi orang yang perlu dihakimi, bagi orang yang tidak setia, mereka yang menafikan darah Yesus.
Yakinlah bahwa bagi orang yang berkenan, Tuhan bukan menjadi Hakim tetapi patner (maksudnya bukan patner untuk menghakimi, tapi patner untuk menyampaikan kabar suka cita, kasih, lemah lembut keseluruh dunia). Bahkan MERAJA bersama Kristus dimasa seribu tahun. Beribu-ribu orang kudus akan turun dari surga, dan semua itu adalah patner Tuhan demi menyelengarakan kerajaanNya.
Bagi kita yang berada diluar kehendak Tuhan seperti si pemabuk tadi, saatnya bagi kita untuk diselamatkan, sehingga dapat menjadi pemenang bersama Kristus. Setiap orang kristen seharusnya adalah sebagai subjek, ketika kita bekerja sebagai Pdt, Pt/Dk pengurus organisasi atau Panitia, kita adalah subjek, karena kita sedang bekerjasama dengan Tuhan. Manusia dan Tuhan sebagai patner. Tetapi ketika manusia itu jatuh dan berbuat kesalahan yang disengaja dan meninggalkan Tuhan dia menjadi objek bagi kejahatan atau kesalahan yang dia buat sendiri. Persoalannya kita mau menjadi subjek atau menjadi objek?