Ternyata Tuhan Bukan Hanya Menginginkan Uang Kita
Oleh saudara dalam Yesus Kristus: Bode Haryanto Tarigan
Semangat perayaan natal membangkitkan keinginan untuk memberikan sesuatu yang special bagi perayaan Natal di Tainan International Community Church (TICC). Dalam rapat komite memutuskan setiap orang boleh menyumbang secara sukarela baik berupa uang atau juga makanan. Saat itu secara pribadi didepan komite TICC saya memutuskan untuk menyiapkan makanan khas Karo yaitu CIPERA ayam. Sedangkan gereja memutuskan membeli 2 buah ayam kalkukn sebagai menu utama. Perayaan Natal TICC diputuskan jatuh pada 20 Desember 2009 dengan kebaktian jam 430 - 6 30 pm dilanjutkan dengan acara memecah roti dan minum anggur dan di akhiri dengan acara pesta Natal. Keputusan komitte gereja ini disampaikan oleh Rev. Augustine pada minggu ketiga sebelum perayaan dan kepada jemaat di tawarkan untuk memutuskan membawa makanan dan minuman apa saja seperti pizza, buah-buahan, salat, berbagai roti, angur dan minuman lainnya.
Saya memberanikan diri untuk menyatakan akan memasak menu special di natal ini karena dalam logika saya, saya akan belanja semua keperluan membuat cipera dan akan meminta seorang teman yang telah dikenal memiliki keahlian dalam membuat cipera yang kebetulan juga seorang karo yang bergereja ditempat yang sama. Karena kami telah pernah memasak cipera untuk makan bersama dalam acara ramah tamah sesama kawan Indonesia di Tainan Taiwan. Dalam pikiran saya tidak apalah dalam membuat menu ini, saya mendonasikan uang untuk membeli bahannya dan teman-teman akan menyumbangkan tenaganya dalam mempersiapkan makanan special ini.
Seminggu setelah menyatakan secara resmi untuk menyajikan cipera, namun ternyata teman tersebut berhalangan karena mendapatkan penugasan dari sekolahnya untuk sebuah pelayanan di hari yang sama. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Dan saya memutuskan seminggu sebelum acara meminta beliau untuk mengajari bagaimana memasak cipera. Semua itu kami praktekkan hingga diangap mengetahui bagaimana langkah-langkahnya. Dan syukur karena saya masih sempat belajar membuat cipera meski sedang berada di Taiwan.
Karena cipera yang di masak untuk 30-35 orang sesuai perkiraan yang akan hadir di pesta ini maka sekali lagi berharap bahwa, masih ada kawan-kawan yang lain walaupun bukan karo namun memilki waktu untuk membantu mempersiapkan bumbu, dan kelengkapan lainnya. Didalam sebuah latihan Koor dan VG kawan-kawan Indonsia saya menawarkan siapa yang akan membantu untuk memasak, namun tidak satupun yang menyatakan bersedia, dengan alasan akan focus untuk menyanyi, untuk kegiatan lain dan sebagainya. Saya hanya berpikir ini sebuah tantangan yang menarik karena ternyata harus memasak sendiri. Namun ada satu yang saya syukuri seorang kawan Taiwaness bersedia membantu mengantar berbelanja berbagai keperluan dengan mobilnya.
Natal tlah tiba, jam 10 diiringi udara yang dingin dengan bersepeda saya berbelanja keperluan khusus kewarung Indoneisa yang menyediakan lengkuas dan kunyit bubuk. Selain itu juga membeli santan khas Indonesia. Jam 11 am kembali kedorm dan sehabis makan siang tepat jam 12 kami berangkat berbelanja semua keperluan dari 5 ekor ayam, bumbu-bumbu dan semua itu dengan kelengkapannya serta mendropnya ketempat Ms Meiling di sebuah apartment berlantai 14, dan sukur sekali ternyata Ms Meiling memiliki pembantu seorang Indonesia.
Jam 2 pm, memasak pun dimulai mencuci ayam selesai, mengupas bawang, mecuci tomat selesai. Dengan membaca prosedur pembuatan cipera, mbak Febri menghaluskan bumbu, dan semua itu dapat dilakukan dengan baik. Namun karena memasaknya agak lambat maka jam 4 pm semua kegiatan memasak di stop. Dengan mengayuh sepeda saya kembali ke dorm dan bersiap-siap mengikuti kebaktian, tepat jam 4 30 talah berada di TICC Church kebaktianpun dimulai, dalam kesempatan itu 2 lagu pujian ARABA dan Raja wali kami nyayikan untuk memuliakan Tuhan. Rev John membawakan kotbah hal Yohanes pembabtis dengan kesaksian hidupnya akan kedatangan sang mesias, kebaktian selesai jam 6 30.
Dengan sedikit agak terburu-buru saya menuju dorm untuk menjemput beberapa teman dari Turky dan Taiwan yang ingin bergabung dengan acara ini, bersama-sama kami menuju ke apartement Ms Meiling untuk persiapan acara pesta ini. Dan sesegera mungkin saya kembali ke dapur dan menyiapkan cipera, tepat jam 8 malam semua telah siap untuk disajikan. Rev. Augustine membawa doa syukur dan untuk semua makanan dan semua besuka cita menikmati berbagai jenis makanan yang disajikan.
Untuk makanan Cipera saya bersyukur mendapat pujian, saudara dari US mengatakan wow, it is special curry. Yes the name is cipera. Banyak kawan mengatakan enak dan lezat. Teman dari jawa timur mengatakan kenapa rasanya seperti soto jawa timur? Cocok buat lidah kami. Kalimat pujian itu membuat hati ini bersyukur dan terharu, puas rasanya. Sesunguhnya makanan yg ada terlalu banyak, semua makanan yang tidak habis dibagi-bagikan, seluruh mahasiswa Indonesia masih mendapat 4 kotak Pizza untuk di bawa pulang. Cipera juga dibagi-bagikan kedalam kantong plastic hingga kuahnya habis terbagi khususnya untuk saudara-saudari dari Taiwan. Anggur dari beras, dari buah-buahan dan sebagainya dibagi-bagikan tak satupun bersisa. Hingga jam 10 pm, saudara Jessy, Wendy, dan saya masih sibuk untuk membersihkan rumah Ms. Meiling. Dan puji Tuhan semua dapat kembali seperti semula.
Wow betapa luarbisanya hari ini, kesibukan yang luar biasa. Dalam renungan saya di Senin pagi saya mengingat kembali semua itu begitu indah, bahwa Tuhan tidak hanya menginginkan uang saya/kita, tetapi juga waktu kita, tenaga kita, inspirasi kita, kebulatan tekat kita. Sebuah aktifitas yang meletihkan namun indah sekali untuk dikenang. Bekerja untuk Tuhan menjadi pelayan adalah suatu hal yang sangat membahagiakan. Membuat hati semua orang bahagia, sungguh indah. Makasih Tuhan karena memberkati bagian saya untuk natal kali ini. Natal yang laur biasa.
Untuk linknya dapat dilihat di bawah ini.
http://www.youtube.com/watch?v=WhhL8Zch9rQ
http://www.youtube.com/watch?v=K2qYzaQhel4