Judas: Out of understanding and benefiter
By bro: Bode Haryanto Tarigan
Dalam kotbah Rev. Dr Augustine dicontohkan Judas Iscariot adalah murid yang memiliki motivasi yang salah akan maksud dan tujuan Tuhan. Judas memilki pandangan melulu kekuasaan dan materi. Judas melihat kesempatan Yesus akan menjadi raja Israel dan dia menjadi orang kepercayaan dalam urusan financial. Namun Judas salah tempat, Dia membayangkan akan meraja di Jeru salem, namun itu tidaklah sama dengan Visi dan Misi Tuhan hal Kerajaan Surga dan Jerusalem Baru. Dia mengalami out of understanding, salah tempat dan tujuan. Dan Akhirnya dia menghianati Yesus dengan mengambil kesempatan yang ada (benefiter). Judas melakukan hanya demi sebuah material benefits (keuntungan materi). Ia melayani dengan tujuan mendapat selamat. Dia mengasihi dengan tujuan selamat. Namun dia melakukannya demi keselamatan di dunia.
Judas lupa bahwa kekuatan adalah milik Tuhan. Dia lupa, dia menggunakan kekuatan politik/tipu daya demi mendapatkan kekuatan lain (kekuatan uang/ power of money). Dia tidak memliki pandangan kedepan hal keselamatan, dia tidak memiliki predictive aspect (melihat sesuatu di masa depan dan membawanya dalam pengertian saat ini). Dia adalah manusia melulu, dia mengandalkan kemanusiaan, sifat naturalnya yang membawa setiap orang menjadi lemah dan jatuh kepada keselamatan sementara.
Orang seperti Judas bisa saja berada di tengah gereja, seperti Judas ditengah-tengah kehidupan murid-murid. Bagaimana dengan gereja GBKP, apakah ada Judas yang akan menjual Gereja GBKP demi keselamatan yang sementara? Apakah ada Judas GBKP yang ingin menghapus kekaroan dengan menghapus berbagai aspek masa depan karo (predictive aspect). Mungkin saja banyak Judas yang ingin mengambil keuntungan dari GBKP hanya sebagai organisasi karo dengan kekeristenan sebagai tameng. Kenali siapa Judas ditengah kehidupan gereja GBKP, jangan sampai GBKP terjual.
Semua itu sesunguhnya hanya Tuhan yang tahu, apalagi Judas sendiri dibiarkan Tuhan untuk melengkapi rencana Tuhan demi keselamatan manusia. Lalu apakah mereka yang dengan sengaja menonetniskan gereja karo adalah demi keselamatan orang karo? Tetapi Judas is Judas, dan seharusnyalah, para judas bertobat dan melihat gereja GBKP sebagai anugrah bagi suku karo yang perlu diurapi dengan kuasa Tuhan tanpa menghilangkan kekaroan itu sendiri.
Ada beberapa khotbah yang sangat penting terkait GBKP, entah kenapa khotbah itu mengarah kesana, mungkin itu maunya Tuhan.
HANYA DIDALAM YESUS KITA DAPAT MENGENAL SECARA SEMPURNA SIAPA SEBENARNYA TUHAN/ALLAH/YAHWEH ITU. DAN HANYA DIDALAM YESUS KRISTUS KITA DAPAT MEMAHAMI PROSEDUR MANUSIA DAPAT MASUK KEDALAM KEHIDUPAN KEKAL YAITU KEHIDUPAN ROH. SEKALI LAGI HANYA DI DALAM YESUS.
INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN
Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.
Monday, March 29, 2010
Kompetisi Obat Kuat GBKP?
Dalam khotbah Rev. Dr. Augustien, sore ini mengatakan kompetisi adalah bukan pilihan yang terbaik. Terbukti bahwa kompetisi cendrung membuka persaingan yang tidak sehat bahkan cendrung merusak. Dia mengatakan, seperti seorang pelari yang memakai obat kuat untuk menjadi pemenang lari di sebuah kejuaraan. Dia menjadi pemenang namun dia harus mengalami sesuatu yang tidak normal didalam sistem metabolismenya sehingga dia dapat berlari lebih kencang. Disisi lain kemenangannya adalah sebuah penipuan dan jika dia berhasil menutupinya maka abadilah penipuan itu, dan apa bila dia gagal menutupinya maka dia harus mengembalikan mahkotanya dan mendapat hukuman.
Jika kita bandingkan apa yang dilakukan didalam GBKP dari pemilihan pertua diaken hingga klasis dan moderamen maka peluang untuk terjadinya pemakaian "obat kuat" sangat terbuka lebar dan itu mungkin sudah terjadi. Adakah obat kuat itu berupa berbagai bentuk kampanye atau mengumpulkan orang-orang yang menjadi satu kekuatan untuk menjadi pemenang atau malah lebih buruk lagi. Lalu dimanakah Tuhan?
Pertanyaannya adalah apakah GBKP sebuah Gereja atau sebuah organisasi sekuler? Di manakah Tuhan saat ini disaat para pemimpin sibuk mengalang kekuatan dengan lobi-lobi. Apakah ini yang dinamakan gereja? Apakah ini semangat untuk mengabdi atau semangat untuk menjadi penguasa? Apakah ini yang Tuhan ingini ? Atau tidak adakah cara lain, yang seperti Tuhan ingini?
Saya secara pribadi malah berpikir adakah diantara calon Ketua moderamen sedang melakukan Doa Puasa dan Melakukan Doa bersama yang meminta agar Tuhan mengerakkan orang-orangnya untuk memilih yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. Adakah telah dipersiapkan suatu team doa yang secara kontinue mendoakan agar acara pemilihan dapat berjalan dengan baik dan tanpa ada halangan? Atau malah sudah ada team sukses yang siap melobi agar memilih si X menjadi ketua Moderamen.
Artinya bahwa setiap pemlihan dengan model ini, maka GBKP secara tidak langsung membuka peluang iblis bekerja ditengah gereja. Berbagai "Obat Kuat" , mungkin juga janji-janji tempat basah dan posisi yang menarik menjadi "obat kuat" dalam kompetisi ini. Dan semua itu sesunguhnya sangat duniawi dan sangat mungkin terjadi.
Sebaiknya dicari solusi untuk sepakat mencapai mufakat, misalnya salah satu ketua klasis menjadi calon ketua, dan sekjen serta struktur penting lainnya berasal dari berbagai klasis terkait. Atau banyak cara lain yang dapat dirancang agar KEKUATAN DOALAH yang benar-benar menjadi kekuatan orang terpilih, dan bukan kompetisi obat kuat.
Rev. Augustine mengatakan didalam gereja sebaiknya mecontoh Yesus yang mengembangkan Servant Leadership, yang mengarah kepada kesadaran setiap gembala sebagai pelayan bukan penguasa.
Dalam khotbah Rev. Dr. Augustien, sore ini mengatakan kompetisi adalah bukan pilihan yang terbaik. Terbukti bahwa kompetisi cendrung membuka persaingan yang tidak sehat bahkan cendrung merusak. Dia mengatakan, seperti seorang pelari yang memakai obat kuat untuk menjadi pemenang lari di sebuah kejuaraan. Dia menjadi pemenang namun dia harus mengalami sesuatu yang tidak normal didalam sistem metabolismenya sehingga dia dapat berlari lebih kencang. Disisi lain kemenangannya adalah sebuah penipuan dan jika dia berhasil menutupinya maka abadilah penipuan itu, dan apa bila dia gagal menutupinya maka dia harus mengembalikan mahkotanya dan mendapat hukuman.
Jika kita bandingkan apa yang dilakukan didalam GBKP dari pemilihan pertua diaken hingga klasis dan moderamen maka peluang untuk terjadinya pemakaian "obat kuat" sangat terbuka lebar dan itu mungkin sudah terjadi. Adakah obat kuat itu berupa berbagai bentuk kampanye atau mengumpulkan orang-orang yang menjadi satu kekuatan untuk menjadi pemenang atau malah lebih buruk lagi. Lalu dimanakah Tuhan?
Pertanyaannya adalah apakah GBKP sebuah Gereja atau sebuah organisasi sekuler? Di manakah Tuhan saat ini disaat para pemimpin sibuk mengalang kekuatan dengan lobi-lobi. Apakah ini yang dinamakan gereja? Apakah ini semangat untuk mengabdi atau semangat untuk menjadi penguasa? Apakah ini yang Tuhan ingini ? Atau tidak adakah cara lain, yang seperti Tuhan ingini?
Saya secara pribadi malah berpikir adakah diantara calon Ketua moderamen sedang melakukan Doa Puasa dan Melakukan Doa bersama yang meminta agar Tuhan mengerakkan orang-orangnya untuk memilih yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. Adakah telah dipersiapkan suatu team doa yang secara kontinue mendoakan agar acara pemilihan dapat berjalan dengan baik dan tanpa ada halangan? Atau malah sudah ada team sukses yang siap melobi agar memilih si X menjadi ketua Moderamen.
Artinya bahwa setiap pemlihan dengan model ini, maka GBKP secara tidak langsung membuka peluang iblis bekerja ditengah gereja. Berbagai "Obat Kuat" , mungkin juga janji-janji tempat basah dan posisi yang menarik menjadi "obat kuat" dalam kompetisi ini. Dan semua itu sesunguhnya sangat duniawi dan sangat mungkin terjadi.
Sebaiknya dicari solusi untuk sepakat mencapai mufakat, misalnya salah satu ketua klasis menjadi calon ketua, dan sekjen serta struktur penting lainnya berasal dari berbagai klasis terkait. Atau banyak cara lain yang dapat dirancang agar KEKUATAN DOALAH yang benar-benar menjadi kekuatan orang terpilih, dan bukan kompetisi obat kuat.
Rev. Augustine mengatakan didalam gereja sebaiknya mecontoh Yesus yang mengembangkan Servant Leadership, yang mengarah kepada kesadaran setiap gembala sebagai pelayan bukan penguasa.
GBKP adalah Gereja Tradisional Karo Yang Mengasihi Yesus.
Dalam diskusi kami disini dan masukkan doktor di bidang teologia hal GBKP sebagai gereja Karo, kami berkesimpulan bahwa kekuatan GBKP adalah adat budaya Karonya. Ini adalah kekuatan yang Tuhan telah berikan sebagai kepada kelompok suku KARO. Tuhan bekerja untuk orang Karo melalui GBKP. Menteologiakan budaya karo didalam gereja adalah tugas dari para pemimpin rohani GBKP untuk menjaga keunikanadat budaya karo di GBKP. Menteologikakan semangat yang ada dalam adat budaya karo adalah sesuatu yang penting. Menteologikakan semangat tari dan lagu karo, pakaian adat karo, kegiatan adat perkawinan dan kebiasaan lainnya singembah kulau, tujuhbulanan, aroan dll itu adalah bagian semangat kekaroan yang dapat diubah menjadi kekuatan gereja GBKP.
GBKP adalah gereja Karo yang mana seharusnya para pendetanya memiliki semangat mencintai dan mengasihi adat dan budaya karo. Dimana para jemaatnya seharusnya siapapun dia di dalam GBKP seharus dikarokan dan mencintai adat dan budaya karo dan mendapatkan semangat teologia kekaroan didalam kehidupan bergereja di GBKP.
Semangat para pendeta di GBKP perlu dipertanyakan apabila mereka tidak dengan sepenuh hati mencintai adat budaya karo. Mungkin saja mereka mengharapkan GBKP sebagai tempat bekerja dan status kerja, dan tidak untuk melayani GBKP yang dalam arti melayani hingga ke adat dan budaya yaitu suatu hasil karya yang dapat diteologiakan sebagai ciptaan manusia-karo bertuhan yang perlu dijaga.
GBKP bukan felllowship club, seperti Medan Club. GBKP adalah persekutuan orang percaya kepada Tuhan yang mencintai adat dan budaya karo. Orang percaya diGBKP bukan personal membership yang karana menjadi anggota di GBKP, Tapi adalah spiritualship yang memiliki ciri-ciri mencintai budaya karo sebagai anugerah Tuhan di dalam hidupnya.
GBKP bukan asuransi kesehatan, yang menjadi member dan mendapat fasilitas kesehatan jika mengalami masalah kesehatan. GBKP bukan terima kartu anggota GBKP lalu terima Yesus. GBKP adalah Yesus yang menyelamatkan manusia-manusia karo.
GBKP bukan punya orang-orang yang duduk di moderamen, klasis dan runggun, GBKP adalah milik Tuhan didalam TUhan yang tinggal dihati orang-orang percaya dan mengasihi adat dan budayanya. GBKP memiliki pendeta dan pertua diaken dihadapan Jemaat, tetapi Pendeta dan para presbiter serta jemaat adalah sama dihadapan Tuhan.
GBKP didalam Kristus Yesus seharusnya terbuka dan tidak malah semakin membangun kekuatan-kekuatan tersendiri khususnya didalam pemilihan pemimpin Gereja seperti Moderamen. Semua kekuatan seperti itu akan meningalkan bekas didalam gereja yang membuat terhalangnya pekerjaan Tuhan ditengah Gereja.
Kepada yang kami kasihi calon mpderamen, mana rencana kerja kam, mana target kam, mana strategi kam kerina untuk GBKP? Keterbukaan adalah sebuah ciri-ciri orang percaya. Mana semangat kekaroan kita yang mendiskusikan segala keperluan di dalam kerja adat sebuah perkawinan. Jangan sampai kita kehilangan kekaroan karena salah memilih ketua Moderamen yang tidak perduli dengan kekaroan itu sendiri.
Dalam diskusi kami disini dan masukkan doktor di bidang teologia hal GBKP sebagai gereja Karo, kami berkesimpulan bahwa kekuatan GBKP adalah adat budaya Karonya. Ini adalah kekuatan yang Tuhan telah berikan sebagai kepada kelompok suku KARO. Tuhan bekerja untuk orang Karo melalui GBKP. Menteologiakan budaya karo didalam gereja adalah tugas dari para pemimpin rohani GBKP untuk menjaga keunikanadat budaya karo di GBKP. Menteologikakan semangat yang ada dalam adat budaya karo adalah sesuatu yang penting. Menteologikakan semangat tari dan lagu karo, pakaian adat karo, kegiatan adat perkawinan dan kebiasaan lainnya singembah kulau, tujuhbulanan, aroan dll itu adalah bagian semangat kekaroan yang dapat diubah menjadi kekuatan gereja GBKP.
GBKP adalah gereja Karo yang mana seharusnya para pendetanya memiliki semangat mencintai dan mengasihi adat dan budaya karo. Dimana para jemaatnya seharusnya siapapun dia di dalam GBKP seharus dikarokan dan mencintai adat dan budaya karo dan mendapatkan semangat teologia kekaroan didalam kehidupan bergereja di GBKP.
Semangat para pendeta di GBKP perlu dipertanyakan apabila mereka tidak dengan sepenuh hati mencintai adat budaya karo. Mungkin saja mereka mengharapkan GBKP sebagai tempat bekerja dan status kerja, dan tidak untuk melayani GBKP yang dalam arti melayani hingga ke adat dan budaya yaitu suatu hasil karya yang dapat diteologiakan sebagai ciptaan manusia-karo bertuhan yang perlu dijaga.
GBKP bukan felllowship club, seperti Medan Club. GBKP adalah persekutuan orang percaya kepada Tuhan yang mencintai adat dan budaya karo. Orang percaya diGBKP bukan personal membership yang karana menjadi anggota di GBKP, Tapi adalah spiritualship yang memiliki ciri-ciri mencintai budaya karo sebagai anugerah Tuhan di dalam hidupnya.
GBKP bukan asuransi kesehatan, yang menjadi member dan mendapat fasilitas kesehatan jika mengalami masalah kesehatan. GBKP bukan terima kartu anggota GBKP lalu terima Yesus. GBKP adalah Yesus yang menyelamatkan manusia-manusia karo.
GBKP bukan punya orang-orang yang duduk di moderamen, klasis dan runggun, GBKP adalah milik Tuhan didalam TUhan yang tinggal dihati orang-orang percaya dan mengasihi adat dan budayanya. GBKP memiliki pendeta dan pertua diaken dihadapan Jemaat, tetapi Pendeta dan para presbiter serta jemaat adalah sama dihadapan Tuhan.
GBKP didalam Kristus Yesus seharusnya terbuka dan tidak malah semakin membangun kekuatan-kekuatan tersendiri khususnya didalam pemilihan pemimpin Gereja seperti Moderamen. Semua kekuatan seperti itu akan meningalkan bekas didalam gereja yang membuat terhalangnya pekerjaan Tuhan ditengah Gereja.
Kepada yang kami kasihi calon mpderamen, mana rencana kerja kam, mana target kam, mana strategi kam kerina untuk GBKP? Keterbukaan adalah sebuah ciri-ciri orang percaya. Mana semangat kekaroan kita yang mendiskusikan segala keperluan di dalam kerja adat sebuah perkawinan. Jangan sampai kita kehilangan kekaroan karena salah memilih ketua Moderamen yang tidak perduli dengan kekaroan itu sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)