Ini adalah kelanjutan dari dua Tulisan sebelumnya.
Kita sering salah mengartikan siapa Saulus. Saulus adalah seorang manusia yang mencari hadirat Tuhan. Dari alkitab kita mendapatkan bahwa pada waktu itu Saulus menganggap cara dia itulah yang benar, dengan menyiksa dan membunuh pengikut Yesus, yang dia anggap mencemari keyakinan dia. Tuhan sendiri datang untuk memberikan pengenalan akan siapa sebenarnya Tuhan itu dan apa maunya Tuhan.
Secara prinsif Saulus telah menghidupkan rohnya, tetapi dia bersekutu dengan roh yang tidak dia kenal dengan benar, dia menempelkan rohnya dengan gen roh yang lain karena pada saat itu memang sangat sulit mengenal siapa dan apakah yang di maui Yahweh itu (Tuhan segala roh itu). Coba kita membaca perjanjian lama, coba kita pelajari Abraham, David, Salomo bahkan hingga Yohanes pembabtis masih salah dalam mengenal Bapa Yahweh itu.
Ketika Yesus bertemu dengan orang-orang Yahudi yang mengaku mereka adalah keturunan Abraham, tapi Yesus mengatakan bapa mu adalah iblis (Yoh 8:44). Artinya bahwa mereka telah tertipu dan mudah tertipu oleh roh-roh lain. Ini berlaku juga dengan agama-agaman atau kepercayaan lainnya, mudah tertipu oleh roh-roh lain itu. Saulus/Paulus adalah sebuah hal khusus, Tuhan mengultimatkan penempelan RohNya kepada Saulus, dengan cara sedemikian rupa. Tuhan membantu menganti rohnya menjadi roh-Roh Tuhan pada saat itu. Namun harus kita sadari bahwa Saulus adalah seorang yang senang tiasa mencari hadirat Tuhan dan Tuhan menemuinya.
Pernahkah kita bayangkan jika biksu-biksu Budha (yang pada digundul itu) yang terus-menerus mencari hadirat Tuhan, dan akhirnya didatangi oleh Roh Tuhan, mungkin kita akan sangat jauh ketingalan dengan mereka, karena mereka sebenarnya sedang menghidupkan rohnya dan berkontak dengan roh-roh lain itu.
Yang menjadi masalah adalah jika kita membandingkan dengan seorang yang mengaku kristen, tetapi asal telah kristen, asal telah bertuhan, asal telah dibaptis, saudara saudari seperti inilah yang menjadi batu sandungan di dalam kesaksian untuk menunjukkan pekerjaan Tuhan dan roh Tuhan di dalam manusia percaya.
Perlu kita ingat bahwa Firman Tuhan adalah Roh Tuhan, adalah makanan roh/rohani, sehingga perumpamaan tersebut mengambarkan juga bagaimana masalah atau kendala yang dihadapi dalam proses mentransformasi Roh itu kedalam hati manusia.
Dalam ayat itu mengatakan, bahwa bagaimana firman yang ditabur didalam hati itu dapat tumbuh. Artinya ketika kita didalam gereja sedang mengalami proses transformasi rohani seperti yang diumpamakan oleh Yesus dalam Lukas 8 tersebut. Apa-apa saja yang menjadi penghalang,
12. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan
(iblis dengan sengaja mengambil firman itu dari dalam hati)
13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad
(Mereka yang tidak hidup dalam persekutuan, sehingga ada masalah yang dihadapi langsung kalah/jatuh kedalam dosa)
14. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
(terhimpit masalah-masalah misalnya ekonomi dan mereka menjadi percaya tidak dengan mutlak, namun kondisional)
15. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
(mereka yang senantias menjaga hubungannya dengan Tuhan, roh-Roh di dalam hatinya secara tekun, otomatis akan membuahkan buah-buah roh dan ketekunan)
Dalam proses transformasi ternyata ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi, seperti keinginan iblis langsung, faktor persekutuan dan pembelajaran dan faktor lingkungan dan ekonomi.
Tuhan yang menolong.
No comments:
Post a Comment