Di Tulis kembali oleh saudara dalam Yesus: Bode Haryanto Tarigan, Taiwan.
Kita bersyukur telah mengenal Tuhan dan bertumbuh di dalam Gereja. Bagaimana kita dapat bertumbuh (how) mungkin bukan sesuatu yang sulit untuk di jawab dan diterangkan, tetapi mengapa kita dapat bertumbuh (why) adalah sesuatu yang tidak mudah untuk menjawabnya. Karna ternyata kita memiliki pengalaman pribadi lepas pribadi akan pertumbuhan itu. Analogi yanga sama; mengapa mangga memiliki rasa manis, asam dan sebagainya maka dapat dibuktikan secara ilmu pengetahuan (how), tetapi mengapa setiap buahnya memiliki rasa yang tidak sama walaupun dari pohon yang sama (why) adalah tidak mudah untuk menjawabnya dan andai mangga itu dapat mengatakan sesuatu, maka masing-masing mangga tersebutlah yang hanya tahu bagaimana sampai demikian (why).
How why? Tuhan bekerja secara pribadi kepada setiap manusai, mengubah kemanuisaan manusia itu menjadi manusia yang baru. Roh Tuhan bekerja melampaui apa yang kita kenal terhadapa diri kita sendiri (Ibrani 4: 12; tolong di check lagi); dan bekerja memperbaharui hati kita (Ezra 12;13, tolong di check lagi). Setiap orang percaya adalah bagian dari struktur tubuh gereja, didalam roh dan jiwa (spirit and soul), dan di saat kita bernafas dan melakukan aktifitas, bahwa kita adalah manusia kristen yang hidup (a Living Christian). Kemanusiaan seorang Kristen adalah sesuatu yang baru dalam kendali kasih Tuhan, yang mentransformasi kemanusiaan (dalam arti humanity) menjadi manusia kristen dalam segala hal. Sebuah dimensi baru kemanusiaan di dalam Yesus (a new beeing human in Jesus).
Dalam sejarah kehidupan manusia, bahwa hanya Yesus satu-satunya yang berbicara hal dosa; manusia berdosa; apakah dosa itu dan bagaimana mengalahkan dosa dan hanya Yesus yang berani menangung dosa demi mengubah sifat sifat kemanusiaan manusia menjadi manusia yang baru.
Seorang kristen memiliki visi dan misi tidak lagi berdasarkan kemanusiaan belaka, namun visi dan misi namun yang telah diubah di dalam Yesus. Contoh perubahan itu adalah saulus yang melihat Yesus dari presfektif nilai politik (Yesus dan pengikutnya adalah calon penguasa), namun setelah pertemuan di Damaskus, tidak lagi melihat Yesus dari hanya dari kekuatan politik yang di miliki Nya. Bahkan berubah menjadi Duta Besar perwakilan Yesus untuk dunia ini. Menjadi baru adalah menjadi Gereja, bukan diri sendiri lagi, bahkan membagikan pengalaman siapakah Tuhan itu di dalam pengenalannya.
Disisi lain, kemanusiaan melihat masusia sebagai suatu yang paling tinggi (ultimate) dan semua mengacu kepada manusia, semua mengacu kepada usaha dan semangat manusia didalam menyelangarakan dunia ini. Kemanusiaan merupakan hasil manifestasi ide politik dan sosiologi berdasarkan kondisi empiris di banyak kelompok masyarakat. Suatu kelompok mengatakan bahwa kami adalah sumbernya; pengusaanya; kami adalah segala-galanya; semua terserah kami; tanpa menyisakan tempat untuk Tuhan dan agama. Kelompok lain mengatakan: mungkin Tuhan ada tapi kami tidak tahu; Tuhan bukanlah hal yang spesial didalam kehidupan kami, jika dia ada kami percaya, jika tidak pun kami juga tidak masalah. Kelompok ini akan cendrung tidak memiliki rasa tanggung jawab apapun bagi Tuhan, dan tentunya Tuhan tidak ingin seperti ini. Mereka tidak memakai sumber kebijaksaanaan, kasih dan suka cita dari Tuhan di dalam hidupnya.
Disisi lain ada kelompok yang rela mati untuk Tuhan, namun menjaga keistimewaanya sebagai sebuah tradisi komunitas, kelompok seperti ini yakin bahwa hanya mereka yang diberkati Tuhan, hanya generasi mereka yang diwarisi keselamatan. Ada yang mengatakan kami menerima Yesus tapi kami tidak dapat menerima orang lain didalam kelompok kami. Mereka tertutup, mereka membuat kekhususan didalam komunitasnya, dan hubungannya dengan Tuhan. Namun ada kelompok yang terbuka untuk Tuhan dan untuk semua, Tuhan untuk semua manusia dan manusia untuk Tuhan namun pada sasarnya mengacu kepada benar yang salah, mencampur adukkan kebenaran Tuhan dan kebebasan manusia. Semua itu tidak terlepas dari sifat ego dan kepentingan masing-masing kelompok. Kesalahan yang utama adalah kemanusiaan telah membawa gereja kepada kepentingan kemanusiaan itu sendiri.
Kemanusiaan telah mempengaruhi gereja sehingga terbawa oleh kepentingan manusia itu sendiri. 1, Gereja yang memannfaatkan Tuhan demi kekuasaan (dalam arti ingin berkuasa) dalam pemerintahan. 2. Ingin mengontrol atas nama Tuhan gereja membuat peraturan yang mengikat demi kebenaran kelompok gereja 3.Ingin menunjukkan hubungan yang khusus dengan Tuhan, menjadi gereja yang istimewa 4. Kepopuleran dengan menonjolkan sifat lokal yang fanatik (contoh dari kultur dan budaya) 5. Mencintai susunan dan struktur yang mengatur kepentingan stategi pengurus.6. Fragmentasi, terpisah agar berbeda. 7. Menjual Tuhan dan kekuatan injil demi uang. 8. Gereja yang mengutamakan nama khusus. dll
Gereja telah membuat model yang menciptakan perbedaan satu sama lain demi gereja, bukan demi Tuhan. Gereja adalah media bukan tujuan, gereja tidak dapat menyelamatkan manusia, gereja bukan tempat menyusun keinginan-keinginan sekelompok orang, gereja adalah miliki Tuhan, kepala gereja adalah Yesus sendiri dan yang menjamin pekerjaan gereja hidup (orang percaya) adalah roh kudus. Gereja dapat berubah karena pengaruh sifat manusia (kemanusiaan) namun Tuhan Yesus Tidak berubah.
Tulisan ini adalah bagian khotbah oleh Rev Dr. Augustine M. ditulis kembali oleh penulis, jika ada kesalahan dalam isi tulisan ini adalah tanggung jawab penulis,Tuhan yang menolong.
No comments:
Post a Comment