INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Wednesday, February 20, 2008

Hubungan Suami dan Istri dalam Keluarga secara Rohaniah

Bro. in His name :Bode Haryanto Tarigan

KELUARGA KRISTEN
Perlu kita ingat kembali sebuah asumsi jika/bahwa manusia adalah sebuah system. Sebuah keluarga adalah sebuah system dari dua manusia/ dua buah system individu yang diikat secara rohani/ diberkati secara gereja sehingga interaksi roh-roh sebagai keluarga Kristen akan hidup di dalam system yang baru ini, dan hubungan Roh-roh akan hidup sebagai system keluarga dalam penghidupan Gereja.

Jika kita membaca Alkitab mengenai ikatan suami dan istri, Yesus berkata dalam Matius 19: 5,Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." maka kita dapat memahami dan merasakan bagaimana pandangan firman terhadap hubungan ini adalah bersifat roh/rohani dan sangatlah unik.

Salah satu dari ayat mengenai hubungan ini adalah sebagai berikut. Suami dan istri adalah satu, dua menjadi satu? Apakah mungkin? Dalam ayat 5 bahkan dikatakan menjadi satu daging, apakah mungkin? Ya jika kita berpikir secara fisik tidak mungkin, secara jiwa juga tidak, tetapi secara roh adalah sangat mungkin. Secara rohaniah memungkinkan firman Tuhan satu daging itu menjadi dapat difahami.

Sebuah contoh nyata yang saya alami: Prinsif seperti ini jika difahami dengan baik maka jika sebuah keluarga harus berpisah dalam waktu yang cukup lama oleh karena pekerjaan, atau sekolah atau alasan lain tidaklah berarti membatalkan ayat firman Tuhan tersebut di atas. Suatu keluarga yang harus berpisah/berbeda tempat pada waktu adalah TETAP TERIKAT SECARA ROH. Walaupun terpisah secara fisik dan jiwa tetapi roh tetaplah satu, karena roh mengalahkan ruang dan waktu.

Syarat menjadi satu roh
Perkawinan dua manusia Kristen adalah perkawinan yang menyatukan roh masing masing manusia/individu tersebut. Karena keduanya Kristen maka kedua roh tersebut adalah sama yaitu roh manusia Kristen. Ini adalah salah satu mengapa alkitab mengatakan tidak boleh menikah antara manusia yang berbeda keyakinan, karena secara prinsif roh adalah tidak dapat diterima (rohnya tidak dapat disatukan). Kita dapat menggunakan istilah alkitab bahwa terang tidak dapat bersatu dengan gelap, sehingga roh-roh dengan keyakinan berbeda secara prinsip roh menjadi batal untuk istilah dua menjadi satu seperti yang tertulis pada ayat di atas.

Laki-laki adalah Kepala Keluarga secara rohani/ prinsif gereja
Jelas sekali seperti yang ditulis dalam 1 Kor 11,3Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan kepala dari Kristus ialah Allah. Walaupun sering ditafsirkan sebagai gereja, namun harus kita ingat bahwa kita/manusia kristen inilah sesunguhnya gereja yang hidup dan bukan bangunannya. Roh Jesus Kristus adalah kepala seluruh gereja rohani (manusia kristen).

Dapat diartikan bahwa laki-laki adalah kepala rumah tangga dengan syarat bahwa suami tersebut kepalanya adalah Kristus/tunduk pada Kristus. Ini adalah mengacu kepada prinsif Roh-roh (Roh Tuhan dan roh manusia) didalam kehidupan gereja (system dalam system), bahwa kepala, gembala, pemimpin gereja adalah Tuhan Yesus, maka kepala rumah tangga adalah suami yang memimpin istri dan anak-anak dalam keluarga (system) terutama secara roh/rohani (prinsip roh-roh). Tetapi pemahaman kita selalu keliru yang hanya dibatasi sebagai pemimpin untuk kebutuhan fisik dan jiwa saja sehingga timbullah pertanyaan seperti dibawah ini.

Apakah bapak/suami selalu menjadi kepala dalam keluarga? Atau masih benarkah? Bagai mana jika bapak tidak memiliki kerja, bapak hanya pegawai kecil dan ibu memiliki kedudukan dan jabatan yang lebih tinggi, sang ibu lebih berpengaruh. Apakah ibu lalu menjadi pemimpin keluarga dan Apakah alkitab/firman Tuhan menjadi batal demi/karena perkembangan saat ini/ banyak terjadi saat ini?

Jawabnya TIDAK! Ingat jika secara fisik dan jiwa mungkin firman Tuhan dalam alkitab akan berubah (menjadi batal) karena suami memiliki keadaan yang sama seperti dipertanyakan di atas tetapi secara roh adalah tidak, bagai mana lemahnyapun suami maka menurut pandangan alkitab tersebut bahwa dia adalah kepala, pemimpin, gembala, rohani bagi keluarganya.

Keluarga yang menjadi tidak menghormti suami karena pertanyaan-2 di atas apabila mereka melihat secara pandangan fisik dan jiwa saja sehingga akan mudah merendahkan suami seperti yang banyak terjadi belakangan ini, keluarga menjadi hancur atau kacau karena istri tidak lagi menghormati suami. Padahal alkitab menginginkan dan bermaksud menerangkan bahwa semua itu mungkin terjadi (bahwa istri boleh lebih hebat) tetapi secara rohani bapak/suami adalah tetap kepala, pemimpin dan gembala bagi keluarganya.

Persoalannya saat ini adalah kita tidak mampu melihat Alkitab secara roh, sehingga fungsi bapak/suami didalam keluarga menjadi bergeser dan biasanya keluarga yang terjebak dalam persoalan ini (pergeseran fungsi kepala keluarga) adalah ketika mereka memang memiliki penghidupan yang jauh dari Alkitab/firman Tuhan sehingga ego-ego rasa tanggung jawab dalam keluarga digunakan satan untuk mengeser fungsi ini dan seakan membatalkan firman Tuhan pada ayat2 di atas.

Keluarga yang dipersatukan Tuhan adalah keluarga yang satu secara prinsip roh sehingga fungsi2 setiap anggota keluarga adalah sesuai dengan yang disampaikan pada Firman Tuhan di atas.

SUAMI YANG JATUH
Pertanyaan bagaimana jika bapak/suami sebagai kepala disebuah keluarga tidak tunduk kepada Tuhan Yesus sebagai kepala? Contohnya seorang kepala rumah tangga yang pemabuk, bejat, penjahat, dll (jatuh dalam dosa), apakah kita tunduk kepadanya?

Pertanyaan untuk pertanyaan ini adalah apakah kita mungkin menjadi satu roh (roh-roh) dengan bapak/suami yang seperti ini sebagai sebuah keluarga. Jawabnya adalah Tidak, secara rohani bapak/suami seperti ini adalah telah mati (MATI SECARA ROHANI). (lebih tegas lagi pada, Luk. 12: 53)

Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan menghadapi hal seperti ini? Karena ia telah mati secara roh maka kita berhak mengatakan tidak secara roh kepada pemimpin seperti ini. Dan untuk menghadapi pemimpin keluarga yang telah mati secara roh, apa yang sebaiknya kita lakukan? Kita harus BEKERJA SAMA SECARA ROHANI MELALUI GEREJA, sehingga gereja akan membantu memberikan suplaian Roh Tuhan melalui persekutuan dan memberikan TUMPANGAN ROH (didoakan, berikan sentuhan firman Tuhan, nasihat, dll) agar pemimpin roh keluarga ini bertobat dan rohnya/rohaninya dapat dihidupkan kembali.

Inilah salah satu fungsi Gereja (Roh-roh) yaitu untuk menghidupkan kembali roh manusia yang mati (jatuh kedalam dosa) melalui pertobatan. Prinsif roh ini memungkinkan keluarga tidak perlu harus bertengkar, menghujat atau memaki sang pemimpin keluarga yang mengakibatkan kita jatuh pada dosa yang baru, jadi sebaiknya ia diserahkan saja kepada gereja, agar gereja memberikan tumpangan Roh-roh kepada bapak/suami tersebut.

Jika Gereja gagal??, ini suatu pertanyaan yang sangat kompleks, karena kita akan bertanya lagi mengapa gereja gagal?.

Walau bagaimanapun dalam kondisi ini maupun kondisi transisi ataupun gagal fungsi gereja melalui sekerja gereja mengambil alih fungsi pemimpin rohani ditengah sebuah keluarga sebagai system rohani yang lebih besar di dalam sebuah system rohani yang lebih kecil yaitu keluarga, hingga system rohani dalam sebuah keluarga menjadi normal kembali.


Bagai mana dengan Suami yang Tidak Setia
Dalam perkumpulan di gereja kita juga dapat menemukan beberapa anggota jemaat yang memiliki latar belakang yang tidak setia kepada keluarga. Tidak setia dalam arti mereka yang pernah meningalkan istrinya, atau istri dan anaknya dan hidup bersama istri yang lain, atau bahkan masih memiliki istri simpanan.

1 Petrus 3;7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Lelaki yang tidak setia kepada isterinya doanya terhalang, wah sangat mengerikan sekali. Lain kali kita lanjutkan

No comments: