Sebuah
pertanyaan mengapa saat ini sejumlah orang yang mengaku percaya didalam TUHAN
tetapi selalu berpindah-pindah gereja. Yang dipersoalkan mungkin adalah tata
cara beribadahnya. musiknya, kebebasan berexpresinya dan sebagainya yang
bervariasi ditangah-tengah gereja. Kalau dahulu dipertentangkan hal baptize
selam dan percik maka ada apa dengan tata cara gereja didaam kebaktian?
Walaupun tentunya harus kita sadari manusia memilki keinginan bebas dan manusia
memiliki keinginan ber ekspresi lalu apakah harus mengubah tata cara gereja
hingga sampai keurusan yang seperti disebutkan diatas? Tentunya itu juga perlu
dan dapat dilakukan didalam berbagai bentuk kegiatan lainya seperti ber PA. PI.
acara dari rumah kerumah dan sebagainya. Namun kalau saya berpendapat bahwa
satu hal akan PENGAJARAN yang tidak tuntas didalam GEREJA. Pengajaran yang
tidak sampai hingga ke ROH/ROHANI, hanya cuma sampai SOUL/MORAL sehingga jemaat
tidak mengenal dan sampai kepada kaum kudus seperi istilah Alkitab.
Satu
hal yang paling penting adalah dimapun kita berada harus tetap berada didalam
gereja. Dan harus tetap mengalami proses pengenalan akan TUHAN melalui
Firman-NYA hinga sampai MENIKMATI-FIRMAN ITU. Didalam gereja harus
mengajarkan bagaimana agar jemaatnya sampai menjadi PENIKMAT FIRMAN TUHAN,
bukan sekedar membaca dan mengerti. Pengalaman dari mengenal TUHAN ini dapat saja
dari berbagai sumber dan gereja karena ada pengajaran yang membuat kita
menjadi KAUM kudus, yang digereja tempat kita seperti gereja penulis GBKP yang
mengajarkan manusia selalu sebagai manusia pendosa. Pengajaran yang membuat
seorang akan mengenal bahwa kita memilki kekudusan adalah sangat penting. Hal
hal ini bukan berarti tidak ada Roh Kudus di gereja tersebut tetapi
dengan tIdak diamenkan bahwa kita memilki kuasa ROH itu secara pribadi. Ini
salah satu hal yang penting dari apa yg dinyatakan dalam Alkitab.
Ada hal
yang tidak kita sadari selama ini dalam proses mengenal TUHAN bahwa tahukah
kita semua isi alkitab itu kalau kita pelajari adalah, membentuk manusia hingga
dia mengalami kekudusan, sehingga Roh Kudus dapat tinggal didalam hatI kita.
Tanpa kekudusan tidak dapat melihat Alllah. artinya tanpa kekudusan tidak ada
Roh Kudus didalam hati kita. Sehingga walalupun kita melakukan aktifitas rohani
semua hanya LOGIKA MORAL. Jadi diperlukan pengajaran hingga seorang itu
benar-benar bertobat dan beriman sehingga menerima Roh Kudus di hatinya. Inilah
yang menjadi hal yang penting bagaimana melakukan treatment atau pengajaran
yang dapat mengubah seorang manusia hingga ROH ITU dapat tinggal di hati
kita.
Sebagai
pengalaman pribadi, kebetulan penulis sdg ambil S3 teknik kimia bidang
biokimia. Dalam study ini nampaknya semua bisa direkayasa secara
genetika, Disaat merekayasa/mengubah struktur DNA/gene untuk mencapai
sesuatu yang inginkan maka ada kegalauan hati ini jika tanpa iman. Dalam LOGIKA
INI, apalagi yang tidak bisa direkayasa dalam scoup cell tentunya. Wajar kalau
para ilmuan menjadi ateist karena mereka dapat melakukan hal-hal ini, cotoh
saja seperti Richard Dawkin. Tapi saya sangat beruntung karena saya mengenal
YESUS, Yesus adalah satu satunya sample yang membedakan pemahaman antara
MATI secara genetik/ cell dan bangkit secara Rohani, dalam arti logika manusia
hingga rekayasa genetika itu akan berakhir di kematian, tetapi didalam Yesus,
kehidupan dalam dimensi rohani hingga naik ke sorga. Disanalah penulis pribadi
bersyukur kepada Tuhan mengenal Tuhan hingga sampai ke ROH, sehingga ilmu ini
membuat kita dapat membedakan antara logika hidup secara natural alamiah dan
rekayasa hingga ke logika rohani didalam Yesus.
Inilah
masanya saat ini saat kasih karunia TUHAN didalam ROH KUDUS menjadi satu dengan
kita karena manusia masih memiliki Roh Kudus sebagai roh penolong seperti kata
alkitab. Tuhan akan mengenal kita berdasarkan ROH MANUSIA KITA/Kerohanian kita.
Sehingga nanti pada masanya kita akan menjadi kaum pemenang
yaitu kaum kudus yang Terangkat kesorga. Bagaimana pengajaran yang membuat
setiap orang memilki pengharapan yang seperti itu?
Oleh
arena itu gereja harus berbenah jangan sampai gereja hanya cendrung
sebagai organisasi moral. Harus berubah menjadi organisasi rohani. Jangan
sampai kepentingan organisasi mengalahkan kepentingan rohani. Gereja seharusnya
menghasikan manusia gereja, mempelai anak domba, itu semua dapat dipahami hanya
secara rohani. Bagaimana membentuknya? nilah tugas gereja
Dalam
logika rohani, musik dan sejenisnya adalah pelengkap, kita dapat berkebaktian
dimana saja walau tanpa musik sekalipun, Karena intinya bagaimana menyamakan
frekwensi rohani kita dengn ROH TUHAN didalam kuasa Roh Kudus. Itu jauh lebih
penting dari sekedar hanya karena mati lampu dan ketidak ada musik yang bingar
menjadikan semua mencari kepuasan lain.
No comments:
Post a Comment