INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Saturday, April 21, 2012


Kesabaran dalam penantian
Brother in Jesus: Bode Haryanto Tarigan, Tainan Taiwan

Mengharapkan dengan sabar dari Tuhan

Hari ini isi kotbah di TICC seperti sebuah kebetulan dengan apa yang baru saya alami. Rev. Reupena Nofoaiga dari Kep. Samoa membawakan kotbah dari Psalm/Mazmur 62; Mazmur 130: 5-8. Judul khotbahnya adalah Mengharapkan dengan sabar dari Tuhan. Khotbah yang hanya 10 menit ini menceritakan berbagai pengalaman orang dalam menunggu. Menunggu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan namun dalam proses menunggu adalah sesuatu yang penting, contohnya saat menunggu hasil ujian, atau menunggu lamaran pekerjaan, beasiswa dan dalam berbagai kegiatan lainnya. Menuggu dapat mengakibatkan seorang menjadi tidak sabar bahkan ada juga yang mencoba secara negative untuk mempengaruhi jalannya suatu proses menunggu demi hasil yang lebih baik, misalnya dengan melakukan KKN seperti banyak yg terjadi di negara kita khususnya.

Sebagai seorang Kristen dalam aktifitas kita, tentunya telah memulai segala sesuatunya dengan mendoakannya dan menyerahkannya pada Tuhan. Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang sempurna, sehingga di dalam Tuhan seharusnya kita melakukannya secara sempurna segala hal agar semua itu menjadi baik dan standar. Dalam mempersiapkan ujian, atau melakukan pelamaran, kita sepantasnya mempersiapkannya dengan sempurna sehingga kita berpengharapan untuk layak mendapatkan hasilnya. Dengan bersandar kepada Tuhan maka menurut Mazmur 62, kita memiliki Tuhan yang luar biasa yang membuat kita tenang dan damai, dan (6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. (7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. (9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

Tuhan tidak pernah gagal, berharaplah hanya padanya dan nantikanlah segala perjuangan kita didalam Tuhan bersekutu di dalam Tuhan dalam penantian kita. 130;5 Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. (firmanNya= kuasaNya). (8) Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya. Bahkan seperti Israel yang jatuh kedalam dosa, Tuhan memberikan kebebasan, sehingga harapkanlah Tuhan meskipun mungkin kita melakukannya tidak sempurna, karena Tuhan memiliki kuasa untuk memberikan yang terbaik bagi setiap orang yg berkenan kepadaNya, sama seperti bangsa Israel yang adalah bangsa yang berkenan di hadapan Tuhan (menurut konteks waktu saat itu).

Menunggu bukanlah berarti pasif, bukanlah tidur, seorang Kristen harus menunggu secara aktif, ingatlah seorang yang mengharapkan belas kasihan Tuhan, yang mengumpulkan sisa makanan (belas kasihan Tuhan) demi sebuah keselamatan (Matius 15: 27). Bila perlu tingkatkan aktifitas rohani kita, seperti apa yang dilakukan oleh seorang bekas pelacur yang mencuci kaki Tuhan dengan minyak wewangian yang mahal. Lakukan semua itu seperti kita mengharapkan sebuah mukjzat akan keselamatan seperti seorang buta yang berharap dicelikkan matanya oleh Yesus. Apalagi kita telah berada di dalam keselamatan Tuhan didalam sistem Tuhan, biarkan Tuhan yang membimbing (guide) kehidupan kita, khususnya dalam hal menantikan/penantian/menunggu, karena jika kita percaya akan adanya berkat itu maka kita menjadi orang yang akan terberkati. Dan semua itu akan indah pada waktunya.

Sebuah pengalaman rohani hal Mengharapkan dengan sabar dari Tuhan
Selesai khotbah, disaat diberikan kesempatan jemaat untuk menyampaikan sesuatu, termasuk apa-apa yang mau didoakan, saya mengambil kesempatan untuk bersaksi. Kesaksian ini karena sangat terkait dengan judul khotbah hari ini, “Mengharapkan dengan sabar dari Tuhan”. Sebagai seorang Dosen yang PNS yang sedang sekolah (ongoing), saya dan rekan-rekan seperjuangan di sini meng-apply untuk mendapatkan beasiswa DIKTI-LN (luar negeri) yang digulirkan sejak tahun 2007. Dan dari sejak awal hingga tahun 2009 ini saya sudah melakukan aplikasi sebanyak 3 kali, namun aplikasi saya selalu ditolak. Padahal setiap saya mengapply saya selalu meminta para pendeta dan jemaat di TICC untuk mendoakannya, dan saya juga selalu melaporkan bahwa lamaran saya itu di tolak untuk didoakan kembali agar diberikan ketabahan dan juga ada jalan keluar lain. (datanya dapat di check di Internet; masuk ke google; bode haryanto Ditnaga Dikti untuk tahun 2007/8 dan 2008/9).

Namun walaupun saya sudah memasuki PHD student tahun kelima (kuliah sejak 2005), dan karena sesuai peraturah NCKU, mahasiswa S3 hanya dibiayai hingga tahun ke 4 setelah itu harus membiayai semua biaya kuliah dan hidup. Karena itu pada tahun ini saya masih berharap dan tetap megirimkan aplikasi ke DIKTI manatahu masih di berikan kesempatan di tahun 2010 nanti. Namun dengan pengalaman yang ada saya sudah tidak berharap lagi, karena saya rasa sudah kecil kemungkinanya untuk diterima. Namun mencoba dan berdoa adalah tidak salah. Dan ternyata benar saja dipengumuman DIKTI untuk gelombang ke III tahun 2009 yang di biayai tahun 2010 yang telah di umumkan sekitar 2 bulan lalu dan tetap tidak ada nama saya. 

Perasaan kecewa itu ada namun untuk apa lagi, hidup adalah hidup dan saya merasa selama ini tidak ada masalah dengan aktifitas gereja dan saya adalah salah satu komite gereja TICC. Selain itu saya tetap membantu mengalang dana untuk Indonesia dalam bencana alam di Sumbar yang lalu dan juga mempromosikan Indonesia melalui Budaya Karo di panggung Internasional yang telah kami lakukan dengan baik (9-11/11/2009) yang terus terang saja menggunakan dana kami sendiri. Secara pribadi saya sudah pasrah dan sudah kontak ke keluarga di Medan untuk bersiap-siap karena dibutuhkan dana minimal Rp. 30 juta paling tidak hingga akhir 2010, karena diperkirakan paling lambat saya sudah akan selesai pada bulan tersebut.

Mukjizat itu Nyata
Rabu malam, seorang teman dosen di USU yang sedang S3 di Jepang mengkontak saya lewat YM yang menyatakan selamat ya. Lalu saya bertanya selamat apa? Dia menjawab: Kamu belum lihat website DIKTI, nama kamu ada disana. Terus terang saja saya sudah tidak tertarik lagi mengunjungi website DIKTI karena sesunguhnya sudah tidak ada lagi harapan. Lalu saya mencoba cari tahu dan akhirnya PUJI TUHAN, nama saya ada sebagai penerima beasiswa LN ongoing 2009 sebagai peserta tambahan. Surat pengantarnya berisikan bahwa DIKTI melakukan evaluasi dan dengan ini hasil evaluasi memutuskan membiayai sekali saja nama-nama yang ada pada lampiran di bawah ini yang tentunya di sana tertera nama saya.

Mimpi apa aku semalam……….., kenapa DIKTI melakukan evaluasi, mengapa ada niat untuk mengevaluasi? Semua itu menjadi tanda-tanya bagi saya. Semua itu adalah rangkaian kegiatan yang memungkinkan hingga terjadi pengambilan keputusan memberikan beasiswa tambahan. Apakah itu hanya sedemikian rupa terjadi? Ataukah ada campur tangan Tuhan yang mengerakkan semua itu? Disinilah letak misterinya. Sehingga yang tidak mungkin, yang sudahlah, yang mungkin Tuhan tidak mendengar doa saya dan ternyata menjadi mungkin, menjadi nyata, menjadi didengarkanNYa dan di jawabNYa. 

Walaupun tidak sebanyak kawan-kawan yang lain yang mendapat 4-6 semester, namun yang pasti Tuhan telah menjawab doa 3 tahun lalu (2007) hingga 6 bulan lalu (2009) yang sepertinya Tuhan tidak akan menjawab. Satu hal adalah ini sangat tepat waktu dimana saat ini saya benar-benar memerlukan dana untuk melanjutkan kuliah. Dimensi Tuhan memang bukan dimensi manusia, waktu Tuhan bukan waktu manusia, namun Tuhan memberikannya TEPAT bahkan SANGAT TEPAT pada waktunya. Ketika saya kontak keluarga di KL dan Medan, mereka tertawa sambil berkata PUJI TUHAN. Syukur pada Tuhan, ini adalah satu lagi MUKJIZAT yang saya alami diantara banyak MUKJIZAT yang pernah saya alami, semua berubah dan semua berbuah. OH God, so wonderful, semua indah pada waktunya.

Biarlah kesaksian ini menjadi makanan rohani bagi kawan-kawan semua. Di dalam Tuhan semua kebutuhan kita terpenuhi seperti yang dikatakan dalam Mazmur di atas kita menanti firmaNya (kuasanya), semua indah pada waktunya. Tetaplah di dalam Tuhan, banyak Mukjizat dan pengalaman rohani yang kita alami sehingga kita semakin kuat di dalam Tuhan. Harapkanlah dengan sabar dari Tuhan, Amen. 

God is invisible but HE is always available.

No comments: