sumber foto.
www.flickr.com/photos/mosokul/321435707/ , ilustrasi gereja adalah manusianya.
Ini adalah sebuah diskusi dan tanya jawab Hal Agama adalah Candu khusunya untuk GBKP
Komentar saya atas pendapatnya ditulis dengan warna coklat.
Sekarang ini, menurut Saya, Theologi GBKP telah mengamini ucapan Karl Marx, si ahli "materialisme itu.> > ==> " ... Agama adalah keluh kesah mahluk yang tertindas. Sebuah hati yang tidak berhati, sebagaimana ia adalah roh dari keadaan yang tidak ber"roh". GEREJA ADALAH OPIUM BAGI MASYARAKAT. ... <== (Karl Marx, Critique of Hegel's Phylosophy of Right, dalam Niebuhr, Marx and Engels on Religion, hal. 42).> > Saya tidak tahu, seberapa jauh maksud Marx, tentang "opium" pada masanya. Namun, kita tentu tahu bahwa opium adalah suatu zat adictive/sejenis Narkotika dan halusigenik (menghilangkan rasa sakit dengan menciptakan halusinasi). Tentu hal tersebut juga yang dimaksud Marx, dalam menunjukkan peran agama kepada masyarakat yang teralienasi (menjadi "alien" bagi sesamanya).
1. GBKP menciptakan jemaat berhalusianasi………………….ada datanya apa tidak?
2. Apakah jemaat GBKP menjadi aneh (alien) terhadap sesame dan masyarakat? Berikan contoh dan dimana?
> Melihat GBKP sekarang ini, Saya sependapat dengannya. Dengan menggunakan kebaktian, rasa sakit yang diderita masyarakat sekarang ini, di bius. Pembiusan yang menggunakan fantasi dunia "supra natural". Di dalamnya, segala kesedihan dan penderitaan, seolah-olah hilang. Apakah orang-orang miskin membutuhkan perhiasan ? Tak masalah, pintu gerbang surga bertatahkan intan, permata dan mutiara. Apakah orang-orang miskin membutuhkan makan ? Tenang, negeri itu berlimpah susu dan madu. Apakah orang-orang miskin membutuhkan uang ? Kota Yerusalem baru dilingkari jalan raya yang terbuat dari emas. Apakah orang-orang miskin cemburu pada orang kaya ? Disarankan untuk membaca perumpamaan Yesus, si miskin Lazarus, mati dan langsung menuu pangkuan Bapa Abraham. Sedangkan si orang kaya, lewat jalan TOL menuju neraka. Demikian, sekelumit perjalanan safari ke dunia "ilahi". Suatu hiburan yang layak bagi semua penderitaan di jaman eksploitasi yang kejam ini.
1. Selama saya bergereja di GBKP malah GBKP lah gereja yang paling sedikit membahas masalah supra natural, yang malah lebih banyak membahas contoh, contoh dilapangan…………Menurut saya tulisan ini sebuah logika pembusukan pribadi tanpa fakta oleh penulis, ini sebuah opini yang keliru. Itulah mengapa saya sering mengatakan bahwa GBKP itu membicarakan firman Tuhan hanya sampai level moral dan tidak sampai lever rohani. Ini sebuah indikasi bahwa sipenulis tidak mengenal dengan benar GBKP.
2. Semua pertanyaan dan jawaban yang ditulis sendiri merupakan sebuah pencarian penulis sendiri karena kenyataan dilapangan sangat jarang para pengkotbah membahas hal itu apalagi menjanjikan hal-hal yang seharusnya HANYA TUHAN yang dapat menjaminnya.
3. Sepengalaman saya di GBKP, cendrung dikotomi antara TUBUH dan JIWA, sangat sedikit berbicara roh manusia. Dapat dilihat translate bahasa Inggris ke bahasa karo mengubah kata Spirit (roh manusia), bukan menjadi roh manusia tetapi kehidupan manusia (kegeluhen). Paragraf ini adalah opini yang tidak tepat ditujukan untuk GBKP.
Menurut Saya, Theologi yang dikembangkan GBKP, yang seperti ini adalah JAHAT dan MERUSAK jiwa jemaat. Ia menina-bobok-kan energi, yang seharusnya dipakai orang miskin, untuk berusaha berjuang mengubah keadaannya. Metode-nya jelas kelihatan. Model kebaktian, yang mengalihkan pandangan pada tuhan yang semu, bukan untuk Tuhan, yang setia, terus-menerus berjuang memerangi ketidak-adilan, secara nyata. Isi-isi khotbah (yang semakin tidak mendorong), malahan memberikan pembenaran "ilahi", agar orang-orang miskin menerima saja keadaan yang ada. Dengan kata lain, memberikan pembenaran "ilahi" tentang posisi orang kaya, seharusnya menjadi pemilik. Prinsip sosial ini, nyata-nyata berkembang terus di lingkungan pelayanan GBKP, sehingga menciptakan jemaat, yang malas mendobrak, pengecut, rendah diri dan mementingkan "status quo".
1. Apakah ada contoh dari theologia GBKP yang mengakibatkan jiwa jemaat yang menjadi Jahat dan rusak? Apa contohnya dan siapa orangnya. Dan tolong disampaikan teologia yang mana? Teologia GBKP bagi hati yang miskin dan bukan bagi orang-orang miskin adalah tepat. Sama seperti anggur yang diciptakan Yesus, bukan untuk orang-orang miskin yang sedang berpesta, tapi untuk siapa saja yang kekuarangan secara rohani.
2. Orang miskin menerima saja keberadaannya adalah sebuah opini yang tidak beralasan.
Karena pada dasarnya GBKP membuka banyak peluang untuk maju dan berkembang secara wajar bahkan malah kurang secara rohani. Dan saya rasa apa yang ditulis hal status quo itu tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, karena pergerakan gereja bersifat positif mengutamakan kasih. Ini sebuah logika pembodohan kepenulis sendiri yang bersifat negative thinking untuk hal-hal yang bersifat positif.
Bagi Saya, gereja yang demikian (mengutip Nietszche), telah membunuh Tuhan. Ya, Tuhan sudah lama mati di GBKP. Dibunuh secara massa oleh imam-imamnya. Dibiarkan tersalib di altar dan dinding-dinding gereja. Mereka menggantinya dengan tuhan yang baru, yang tidak saya kenal. Sama seperti Imam Saduki dan Imam Farisi, yang membunuh Yahweh, diganti dengan aturan-aturan Taurat. Alasannya, hanya untuk jabatan imam yang aman (status quo).
1. Ini juga menunjukkan bahwa sipenulis tidak memiliki pengalaman di dalam GBKP, gereja GBKP adalah gereja yang terlalu menghormati Tuhan, sehingga Tuhan jauh di surga. Tuhan di GBKP sangat agung , kudus dan mulia, penuh kuasa. Tuhan bukan mati diGBKP tetapi jauh dari sebuah kehidupan spiritual yang sepantasnya.
2. GBKP termasuk gereja yang merdeka dan bebas, sangkin bebasnya, mereka dapat belajar teologia dari mana saja, walaupun dirasakan para imam tidak cukup memberikan makanan spiritual kepada jemaat, namun pada dasarnya GBKP tidak melarang dengan tegas setiap jemaat ingin mendapatkan makanan rohani yang lebih. Tidak benar Tuhan mati di GBKP tidak benar YAHWEH mati di GBKP namun terlalu jauh, sehingga jemaat malah sulit berekspresi secara rohani.
Tuhan yang saya kenal (termasuk yang dikenal Bpk. JL CH Abineno, dalam "Yesus Juru Selamat Dunia", BPK GM, 1980) adalah Tuhan yang meninggalkan kepemilikanNya (status quo), dan berpihak (sekali lagi berpihak) pada yang hina (gembala, orang miskin, orang berdosa, perempuan, anak-anak dan orang Samaria). Dia melakukannya secara RADIKAL. Dia turun ke jalanan, bergaul bersama mereka, mengajar di Bait Allah dan di Padang Rumput, menyembuhkan dan membangkitkan, Dia juga terang-terangan mengecam imam-imam dan pada akhirnya MATI karena itu. Nah... beda khan dengan "tuhan yesus"-nya GBKP, tuhan yang terlalu transenden di awang-awang imajinasi. Murid pilihannya dan jemaatnya berbeda dalam NYALI, dengan imam GBKP dan jemaat bentukannya (band. kecaman yang sangat keras oleh Choan-Seng Song, Allah yang turut menderita, BPK GM, 2007).
1. GBKP sudah melakukan itu, sejarah hidup GBKP perlu dipelajari oleh penulis, GBKP bukan gereja instan, bukan gereja mendadak rame. GBKP adalah gereja yang dibangun dengan generasi ke genarasi karena adanya pengalaman rohani secara pribadi kepada Tuhan, walaupun tidak diungkapkan secara terbuka.
2. GBKP telah membangun orang-orang miskin, pelarian dan agama mula-mula. GBKP telah membangkitkan roh manusia dari antara jiwa dan tubuh, namun tidak mendefenisikan roh itu dengan jelas.
3. Dari Tuhan yang penulis kenal menunjukkan bahwa penulis tidak mengenal dan kurang memilki data akan pekerjaan Tuhan yang unik bagi setiap bangsa. GBKP gereja yang menghormati adat dan budaya sebagai karunia Tuhan, sehinga mau tidak mau ada didalam sebuah satu kesatuan yang saling terkait secara agama dan adat. Merga silima rakut si telu dst.
4. Sekali lagi Tuhan bekerja secara unik, kita tidak dapat membatasi pekerjaan Tuhan melalui contoh yang sdr sampaikan.
> Ini semua terjadi, menurut Saya, karena GBKP terlalu meng-ekspose/melebih-lebihkan "sebagian kecil" dari Theologi Paulus, mengenai organisasi gereja. Sedikit analisa, Saya munculkan di sini (dengan bantuan tulisan Bpk. H.G Wells, The outline of history, MaxMillan Comp., 1930). Paulus yang berasal dari Tarsus (Kis 9:11), terlalu banyak menyimpang (banyak perbedaan pendapat) dengan Rasul-Rasul lainnya (band. Gal 1:16-19). Paulus terlalu sering bertengkar dengan saudara sepelayanannya dari pada dengan pihak luar. Ia berselisih tajam dengan Barnabas (Kis 15:39). Ia menuduh Petrus (murid yang dididik langsung oleh Yesus itu) dengan tuduhan "munafik" (Gal 2:11-14). Para Pengabar Injil yang lainnya, diberi gelar "Anjing" dan "Pekerja yang Jahat" (Fil 3:2). Hanya karena sedikit perbedaan pandangan , ada Rasul yang di cap dengan terus-terang sebagai "Rasul-rasul palsu" dan malahan "Pengajar Injil Lain" (Gal 1:8).
1. Apa yang disampaikan penulis hanyalah sebuah praduga yang mungkin benar mungkin tidak, namun cara penulis melihat Paulus secara negative menunjukkan PENCARIAN MODEL, untuk dapat beropini sehingga seperti mencari Tuhan dilobang sampah. Pekerjaan Tuhan adalah sempurna dan manusia yang terlibat didalam pekerjaan Tuhan seperti Paulus dipakai Tuhan pada waktunya. Ini sebuah pemahaman yang patut kita sayangkan apalagi GBKP adalah sebuah gereja yang cendrung mengutamakan kasih dan persaudaraan namun agak minus pemahaman rohani.
2. Sekali lagi setiap orang dipakai Tuhan pada waktunya, dan apa yang dinyatakan Paulus harus diikuti dengan penyataannya bahwa di adalah manusia dengan keinginannya. Alkitab adalah buku yang terbuka dan mengatakan apa adanya sehingga apa dilakukan Paulus itu karena pengetahuannya akan Tuhan didalam Yesus demi membangun dan menyampaikan berita baik dan demi gereja.
3. GBKP menurut yang saya ketahui tidak pernah melulu membahas hal Paulus, didalam kebaktian selalu memakai PL dan PJ dan Paulus tidak pernah diidolakan, dia hanya seorang Rasul, dan urusan keselamatannya hanya Dia dan Tuhan yang tahu. GBKP tidak mengkultuskan Paulus.
Menurut Wells, ada perbedaan mendasar theologi Yesus dan Paulus, yaitu :> - Yesus mengajarkan theologi "Kelahiran Baru", dari dalam (sekali lagi "dari dalam") manusia itu sendiri.> - Paulus menggambarkan theologi "Kelahiran Baru", yang diberikan/dianugerahkan dari luar (sekali lagi "dari luar") manusia itu sendiri. Pada hakekatnya, dia mengangkat ide klasik Yahudi, tentang korban darah penghapusan dosa. Dalam hal ini, Yesus-lah sebagai korban itu.
1. Anda salah, selama Roh kudus belum turun sesunguhnya semua itu masih bersifat luaran. Coba baca kembali bagaimana- murid-murid gagal mengenal rencana Tuhan, untuk mengetahui hal kerajaan dunia dan kerajaan surge saja murid-murid gagal.
2. Tidak benar Paulus mengajarkan dari “ Manusia itu sendiri”, Paulus mengajarkan bekerja sama dengan Tuhan, Paulus mengajarkan tetap terikat secara rohani dengan Tuhan. Bahkan menjadi patner Tuhan.
Saya simpulkan, dampak keberbedaan itu, nampak dalam pola pikir dan pola tindak. Theologi Paulus mengutamakan motivasi penerimaan pembentukan dari rancangan Allah sendiri. Theologi Yesus mengutamakan motivasi bertindak, dalam hakikatnya sebagai manusia baru. Dengan bahasa lain, Paulus membentuk karakter individu ber-Jemaat. Yesus membentuk karakter individu ber-masyarakat.
1. Saya setuju dengan istilah anda tetapi anda tidak dapat membandingkan kedua hal itu secara terpisah, karena kata kuncinya adalah ROH KUDUS. Individu yang semakin mengenal Allah didalam pekerjaan Paulus adalah sesuai dengan rencana Tuhan yang dikuatkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Intinya adalah bagaimana menjadi kuat secara individu dan semakin besar secara gereja. Karena Gereja dan hubungan dengan masyarakat sangat tergantung kepada kasih yang ada didalam gereja secara individu dan jemaat dan itu semua pekerjaan Roh Kudus.
2. Ini sebuah kesatuan dan GBKP melakukan semua itu.
> Saya bukan/tidak dalam posisi membenarkan atau menyalahkan theologi siapa-siapa. Memahami theologi Paulus, menurut Saya, hanya selangkah atau dua, untuk lebih dekat lagi ke arah theologi Yesus. GBKP harus menyadari bahwa theologi Paulus (yang sebagian kecil saja dikupas), tentang Jemaat belum FINAL. Jangan berhenti pada urusan Jemaat saja, inilah yang akan menjadikan Theologi itu menjadi Opium bagi Jemaat. GBKP harus bertindak bagi masyarakat.
1. Anda sedang beropini, tolong buktikan opini anda bahwa GBKP tidak melakukannya?
2. GBKP malah masih kurang secara rohani, kurang dicekoki oleh firman Tuhan, malah sama sekali belum mengangap membaca firman Tuhan adalah makanan. Malah masih sangat terpaksa pergi ke gereja, PJJ dan PA.
3. Jadi tidak benar opium yang anda maksudkan, karena ternyata DOSIS firman Tuhanny yang malah masih kurang. GBKP harus memperbaiki dan meningkatkan treatmen penyampaian firman Tuhan kepada jemaatnya, sehingga secara otomatis mengenal fungsinya dan tanggung jawabnya di dalam gereja dan masyarakat.
4. Anda harus mengkoreksi tuduhan anda thd GBKP.
> GBKP harus berubah atau GBKP akan tetap mati. Kata kunci untuk perubahan, BUKAN sedikit demi sedikit. Kata kunci untuk perubahan adalah Radikal. Yesus, Elia dan Musa adalah teladan-teladan perubahan. Ketiganya terang-terangan menunjukkan ke-adil-benar-an Allah pada kaum penguasa. Mereka lantang dan tidak mencari posisi aman, saat masyarakat merintih dan mengeluh. Kebetulan atau tidak, ketiganya juga tidak memiliki Makam untuk kita ziarah-i.
1. Saya setuju dengan GBKP harus berubah, harus lebih hidup secara rohani, dengan member makanan rohani yang lebih lagi dan bukan malah mengangapnya sebagai Opium.
2. Perubahan radikal hanya mungkin dilakukan oleh Roh Kudus, upaya manusia akan sia-sia tanpa Roh Kudus bekerja.
3. Jangan kaitkan logika Politik dengan Logika Tuhan = Logika Roh/rohani (karena Tuhan adalah Roh). Logika Tuhan dan pergerakannya sangat misteri dan anda harus belajar mengenal Tuhan dari misteriNya. Contoh-contoh yang anda ambil terlalu sempurna sehingga arti kata radikal tidak tepat untuk pergerakan Kasih.
4. Setiap orang yang mengaku Kristen dan mengaku Yesus adalah Tuhan secara dunia tidak memilki posisi aman, khususnya di Indonesia.
> Sekarang ini, Ke-tidak-adil-an dunia muncul dalam berbagai bentuk. Tarif listrik naik. Harga pupuk melambung. Harga-harga sembako melonjak tajam. Budaya Korup menyebar kemana-mana, dari pendidik, polisi, Pemerintah Daerah sampai kemana-mana.Masyarakat desa menjerit-jerit mencari air. Masyarakat kota menutup hidung melihat sampah. Namun yang sangat menyedihkan GBKP mencari posisi aman dengan DIAM. Suara kenabian itu telah hilang. Tuhan sudah mati. Tergantung di dinding-dinding Gereja. Sekarang yang tersisa adalah Pabrik Candu bagi masyarakat. Selamat me-nina-bobok-kan Jemaat.
1. Saya rasa anda perlu mengunjungi web GBKP agar anda tahu apa yang telah dilakukan oleh GBKP.
2. Masalah yang ada saat ini bukan karena orang Karo apalagi GBKP, rusaknya lingkungan dan hancurnya system perekonomian dan norma moral dan kurang hikmat dan bijaksana tidak dapat anda lihat sebagai masalah GBKP saja. Apa yang anda sampaikan adalah sebuah logika sempit yang diwakili oleh GBKP terhadap permasalahan dunia. Penulis memilki alur berpikir yang kontra rasional terhadap kenyataan data.
3. Tidak benar apa yang disampaikan hal Tuhan mati di GBKP, karena pada kenyataannya GBKP pemuda sdh begitu mengelora dan hidup hingga moderamen cukup kewalahan untuk mengakomodasikannya.
4. GBKP tidak memberikan candu kepada jemaatnya namun seharusnya meningkatkan tratmen rohani agar, secara rohani lebih mengenal Tuhan dan rencananya bagi gereja dan juga bagi lingkungan secara otomatis.
Salam,