Dalam sebuah diskusi
ada seorang yang belajar teologia yang menanyakan apakah Yesus memiliki
keinginan seks? Dalam logika pertanyaan itu lebih lanjut mengasumsikan jika kita mengangap Yesus dan
Bapa/YHWH/TUHAN adalah satu maka tentunya BAPA Di Sorga juga memilki keinginan
yang sama. Kelemahan dalam logika pertanyaan ini adalah karena dia dan manusia melihat dari sisi kemanusiaan kita. Manusia banyak sekali yang melihat YESUS dari logika
kemanusiaan sang manusiaan Yesus sebagai manusia melulu. Tetapi kita tidak mengkaitkan
datau melihat DIMENSI ROH bahwa YESUS ADALAH MANUSIA YANG SATU ROH DENGAN TUHAN. Dimensi TUHAN menjadi manusia dapat dilihat saat
bertemu/mengunjungi Abraham saat itu namun sesunguhnya
contoh dalam dimensi manusia sedikit berbeda didalam YESUS. Tentunya TUHAN sudah menunjukkan
siapa YESUS dari perbuatan perbuatan HERAN/Mukjizat yang dilakukanNYA.
Saya menjawab dalam diskusi ini berdasarkan
pengalaman saya hal seks. Kalau menurut
pengalaman yang akan saya ceritakan di paragraf selanjutnya bahwa bagi seorang Yesus masalah seks bukanlah
masalah yang significant/ tidak penting. Dengan pengalaman saya saat 10 tahun berpisah
dengan istri dalam hal ini saya adalah manusia yang sdh mengenal dan menikmati seks
dibandingkan dengan Yesus saat itu.
Saya punya pengalaman berpisah 10 tahun dengan istri
saya sejak tahun 2003 saat istri mengambil Doktor di UKM malaysia. Dan pada
saat istri masih di Malaysia lalu saya juga melanjutkan sekolah tahun 2005.
Saya berangkat ambil Doktor di Taiwan. Dalam pengalaman kami, saya adalah
lelaki yang sehat dan normal. Kami memperoleh Anak kedua itu hasil kunjungan
singkat ke Malaysia tahun 2008. Lalu selama saya di Taiwan kunjungan setiap
tahunya sekitar 1-2 bulan per tahun dan istri saya hamil sebanyak 2x walaupun
keguguran karena kecapean mengajar S1 sampai S3 di salah saru PTN di Medan.
Taiwan terkenal dengan negara free sex. Tapi
pengalaman saya membuktikan walaupun keinginan seks saya cukup tinggi tapi
dapat mengendalikannya dengan banyak cara misalnya berenang 6-8 km perminggu
dan jogging 10x lapangan stadiun 3x seminggu. Kita dapat melakukan banyak usaha
agar kita tidak terjebak dengan keinginan seks. Semua aktifitas yang saya
lakukan selalu terkait dengan kegiatan rohani di TICC sebuah gereja berkomunitas internasional sehingga saya
merasa kehidupan ini tercover dalam sebuah sistem yang benar dan rohani juga.
Yang penting kembali kepada pemahaman kita akan isi
alkitab, karena saya kebetulan memegang prinsip alkitab yang mengatakan, barang
siapa yang tidak mengasihi istrinya doanya tidak sampai kesorga, tidak didengar
Bapa, Dan perzinahan adalah dosa yang akan terbawa hingga keketurunan/dosa
TURUNAN seperti banyak contoh dalam alkitab. Hal-hal seperti itu membuat saya
dan kita tidak ada keinginan untuk berbuat dosa perzinahan seperti itu. Padahal
di Taiwan pelayanan seks secara formal dapat kita lakukan karena ada promosinya
langsung di TV di Taiwan. Kita tinggal calling no personnya dan bayak sekitar 1
juta dalam rupiah.
Artinya hidup ini adalah pilihan dan pattern mana
yang mau kita gunakan sebagai aturan main dalam hidup kita dan itulah
pengalaman saya yang hidup secara rohani untuk melawan keinginan seks itu.
Pengalaman saya itu menunjukkan tidak sulit
mengendalikan seks walaupun kita jauh dari istri padahal saya sdh menikmati
seks. Lalu bagai mana dengan Yesus yang maha KUDUS itu?
Kalau para pengomentar pada diskusi itu melihat
Yesus sebagai manusia berdosa itu karena kita melihat dari keterbatasan manusia
dari keterbatasan kemanusiaan kita, Tapi Yesus adalah TUHAN dan TUHAN adalah
KUDUS. Dalam prinsip roh yang adalah KUDUS bahwa YESUS dan YHWH adalah satu
kesatuan dialam ROH karena YESUS dan BAPA adalah SATU dan mereka satu didalam
ROH ITU. Itulah megapa saya menyarankan
kepada kawan kawan disana untuk melihat dari PRINSIP ROH. Karena dalam logika
ALKITAB bahwa kematian manusia yang memilki roh itu tidak akan membawa kepada
kematian yang ada dalam logika manusia. Jangankan kepada Yesus kepada orang
percaya saja rohnya TUHAN pelihara. Karena tubuh diserahkan kepada maut tetapi
roh TUhan pelihara.
Kalau dikaitkan hal keinginan Seks dengan DOSA maka jika kita baca 2 Kor 5: 21, menurut
referensi catatan kakinya menyatakan Yesus tidak berkontak dengan dosa. Ia
tidak mengenal dosa Yoh 8:46 1 Petrus 2:22 dan ibrani 4:15 dan 7: 26. Dalam hal
ini.prinsip roh itu penting sehingga kita dapat melihat Yesus adalah TUHAN dan
tidak berkontak dengan dosa.
Yang menjadi pemikiran saat berdiskusi mengapa
mereka yang belajar teologia sampai S1 S2 tapi memiliki pertanyaan yang sangat
dunia sekali. Apakah mereka tidak belajar PRINSIP ROH. Namun kalau kita lihat
dari perkembangan zaman maka resiko seperti ini memang sdh dinyatakan dalam
alkitab. Saat belajar KRISTALISASI WAHYU dahulu dikatakan bahwa salah satu ciri
ciri akhir zaman adalah manusia-manusia gereja mencari jalan dosa untuk
mengenal TUHAN yang adalah KUDUS.
Kegagalan kita melihat TUHAN YESUS dengan penuh
KUASA ROH yang KUDUS dan hidup dalam kekudusannya membuat teman teman tidak
dapat melihat TUHAN DIDALAM YESUS untuk tidak bersentuhan dengan DOSA. Yesus
disalib dikayu salib adalah untuk menanggung dosa manusia dan Dia datang
sebagai persembahan kurban yang sampai ke sorga untuk mendamaikan manusia
dengan BAPA, Yesus melakukannya dan IA bangkit dan kembali ke SORGA. Maka sempurnalah DIA yang dari sorga kembali
kesorga.
Lalu apakah orang seperti Yesus memilki keinginan
seks, jawabnya tentunya itu tidak menjadi masalah bagi DIA karena kuasa yang
ada pada Yesus jauh lebih luar biasa. Dan jikapun ada maka kuasa ROH yang ada
pada DIA lebih berkuasa ketimbang
bagaimana sekedar mengendalikan keinginan seks.
Yang lebih penting para teolog belajar lebih lagi
prinsip roh agar dapat melihat YESUS dalam dimensi rohani dan bukan sekedar
logika kemanusia manusia yang pendosa. ...........