INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Monday, February 21, 2011

Yesus manusia secara natural,




Yesus pada dasarnya tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa Ia adalah anak Allah. Yesus selalu mengatakan bahwa Ia adalah anak manusia (son of man baca di Lukas 9: 18- 44). Tidak satupun dalam percakapan dalam alkitab Ia sendiri mengatakan bahwa “ Aku adalah anak Allah”. Namun ketika Ia bertanya pada orang lain, orang lain mengatakan bahwa engkau adalah anak Allah (son of God), engkau adalah meisas (juru selamata anak Allah) dunia.
Dalam hal ini Yesus ingin menyatakan bahwa manusia seperti aku ini adalah 100% manusia. Manusia yang benar-benar manusia yang adalah yang segambar dengan Allah. Akulah manusia yang diciptakan untuk mengembalikan image Allah pada diri manusia.
Yesus ingin mengembalikan bahwa manusia secara natural, secara aslinya adalah memiliki gambaran Tuhan seperti apa yang dinyatakan dalam alkitab. Ketika kualitas manusia seorang manusia keaslinya, kealamiahnya seperti apa awalnya penciptaan maka akan dapat dilihat ketuhanan didalam manusia. Dapat melihat Tuhan didalam diri manusia.
Manusia yang kembali kekudusannya, manusia kembali kekemurniannya seperti apa adanya manusia sebagai ciptaan tertinggi maka orang lain dapat melihat Tuhan didalam diri orang itu. Menurut penafsiran, itulah mengapa Yesus tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa Ia adalah anak Allah. Yesus ingin mengembalikan image Allah didalam diri manusia.
Tuhan yang menjadi manusia di dalam Yesus adalah sebuah program pengembalian image Allah pada diri manusia. Mengubah manusia menjadi lebih kasih, lebih mulia, mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mampu mengasihi musuh sekalipun. Bagaimana mungkin seorang dapat menjadi seperti itu? Jawabannya adalah menjaga kekudusan, hidup kudus.
Karena Tuhan adalah kudus, kudus, kudus (holy, holy holy), sengaja dinyatakan dalam Yesaya 6:3 "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!", holy 3x karena menenkankan bahwa Allah adalah Kudus dan kekudusan Allah itu adalah kudus, kudus, kudus dan itu hanya untuk Allah. Bahwa manusia adalah pada dasarnya kudus dan dapat kembali menjadi kudus dalam arti kekudusan manusia, disini dapat dilihat bahwa Allah Kudus adalah Allah dan manusia memilki kekudusannya. Hiduplah kudus karena Allah Kudus itu adalah manusia yang seawalnya, semulanya yang diciptakan Tuhan dan yang dinginkan Tuhan. Manusia tidak sama dengan Tuhan, Tuhan menjadikan manusia sebagai ciptaan yang khusus karena Tuhan menginginkan manusia selamat dan saling mengasihi.
Untuk menjadi kudus, setiap orang harus mengikuti perintah Tuhan, seperti kasihilah sesame manusia seperti dirimu sendiri. Yang menjadi persoalan adalah apakah orang itu mengasihi dirinya dengan benar seperti apa yang dinginkan Tuhan? Maka persoalannya akan kembali kepada Hidup Kudus, karena Tuhan Kudus. Inilah yang menjadi sebuah realita dalam proses pengenalan Tuhan itu sendiri, bahwa banyak manusia tidak mendapatkan pengajaran dan pengetahuan yang benar akan hidup kudus.
………………………………………….. bersambung
Dirangkum dari Khotbah Rev. Prof. Augustine Musopole, PhD. Di TICC, Minggu 20 Februari 2011. Isi tulisan tangung jawab penulis.

No comments: