INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Monday, November 14, 2011

Mendoakan Indonesia Agar Penegakan Hukum Setara dengan Kebenaran


berdoa untuk kebaikkan

berdoa untuk kebaikkan

Saya mengajak semua orang mendoakan Indonesia, mendoakan pak SBY dan semua stafnya dan juga semua orang yang memimpin Indonesia. Hal ini sangat penting agar mereka diberikan KEBIJAKSANAAN sehingga membawa mereka kepada KEBENARAN. Kita harus percaya yang terjadi saat ini merupakan proses menjadi lebih dewasa dan lebih baik. Penyimpangan di sana dan sini biarlah terjadi, karena semua memilki masa-nya. Itu karena begitu banyaknya kelemahaan sistem saat ini.

Dengan mendoakan Pak SBY dan para pemimpin Indonesia saat ini, besar harapan kita maka akan terjadi sebuah perubahan sehingga banyak orang yang semakin sadar dan berani kembali kejalan yang benar. Banyak penurunan dari berbagai sendi-sendi kehidupan yang jelas tampak. Moral yang semakin merosot, seks bebas, perkelahian, masyarakat lebih nekad melakukan kejahatan dan sebagainya adalah indikator negatif dari apa yang dikatakan pemerintah sebagai peningkatan di bidang ekonomi disana-sini menuai ketimpangan.

Penegakan HUKUM di Indoneisa saat ini misalnya, sangat KENTARA KETIMPANGANNYA, logika orang-orang yang dipenjarakan karena penegakan hukum seperti SUSNO dan ANTASARI, merupakan bukti bahwa masih terjadi ketimpangan HUKUM dan KEBENARAN. Disisi lain dugaan kasus korupsi yang melibatkan menteri dan pemimpin partai cendrung DIABAIKAN. Ini merupakan FENOMENA negara yang tidak sejalan antara HUKUM dan KEBENARAN.

Proses penegakan hukum bagi KORUPTOR juga berjalan lambat dan seolah-olah seperti ada urusan A sampai Z dan lucunya para KORUPTOR itu masih dapat berkoar-koar dihalayak ramai pada proses penentuan keputusan pengadilan. Artinya mereka malah menjadi dikenal sebagai INILOH CONTOH KORUPTER GANTENG DAN CANTIK, logika umum tentunya ASIK JUGA JADI KORUPTOR MALAH TERKENAL sering wawancara dan masuk TV, toh hukumannya hanya 3 tahun, 5 tahun malah ada yang hanya sekedar HUKUMAN seperti LAWAKAN. Hal seperti ini tentunya menjadi BUMERANG bagi MORAL bangsa. Perlu diteliti, banyak orang nekad belakangan ini di Indonesia bisa saja agar mereka menjadi tiba-tiba tenar.

Untuk itu seharusnyalah kita mendoakan negar Indonesia ini sehingga pada saatnya nanti, mungkin setelah berakhirnya kekuasaan pemimpin saat ini maka akan ada penegakan HUKUM yang setara dengan KEBENARAN. Mari mendoakan akan mereka orang-orang yang bekerja diberbagai bidang yang terkait dengan penegakan hukum di buka mata hatinya, sehingga dalam proses menuju akhir kekuasaan Pak SBY mereka semakin menyadari ketimpangan ini dan akhirnya mereka berani menyatakan kebenaran pada waktunya.

Kita berharap setelah pemerintahan ini berakhir maka para menteri dan pejabat negara yang KORUP segera diadili dan dipenjarakan jika bersalah. Kalau yang KORUPTOR seharusnya dihukum mati karena implikasi korupsi adalah mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok dan disisi lain memiskinkan masyarakat, menipu rakyat dan secara moral menjadi contoh negatif bagi masyarakat. Untuk itu efek jera yang seharusnya dilakukan adalah menghukum koruptor dengan hukuman mati.

Mari kita doakan Pak SBY dan jajarannya jika mampu maka saat ini diharapkan PENEGAKAN HUKUM harus sejalan dengan KEBENARAN, atau mari tetap mendoakan Indonesia sehingga pada waktunya nanti PENEGAKKAN HUKUM setara dengan KEBENARAN, sehingga menteri-menteri dan pejabat yang korup itu dapat dihukum karena pantas untuk mendapat hukuman.

Terinspirasi dari Khotbah Rev. Augustine PhD di TICC ” Letting Justice and Righteousness Ever Flow”. (Amos 5: 18-24).

No comments: