INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Friday, March 30, 2012

Iman dan Logika Dalam Mengadopsi Budaya Lokal

Minimal ada 3 hal yang bercampur dalam pemahaman hal BERTUHAN dan BERLOGIKA jika kita ingin mengembangkan Alkitab ke dalam konteks budaya lokal atau yang disebut melihat Alkitab secara Kontekstual yaitu
1. iman yang berlogika,
2. logika yang beriman dan
3. tindakan berdasarkan logika dan iman…
Sebagai contoh, pada awalnya sejumlah misionaris gagal bahkan ada yang wafat disaat mereka menyebarkan/menyampaikan firman di kepulauan pasifik. Namun di tahap selanjutnya dengan pendekatan budaya lokal mereka berhasil mengembangkan misi alkitab disana. Dalah hal ini manusia harus belajar hal LOGIKA dan IMAN yang harus sejalan. Karena setiap pemahaman memiliki resiko jika diaplikasikan baik positif maupun negatif……disanalah diperlukan LOGIKA selain sekedar IMAN.
Namun bagaimana jika kebudayaan  itu terkait dengan roh-roh lokal, apakah dapat diterima begitu saja? Contoh suku Karo, dalam adat budaya karo dan kebanyakan suku lainnya juga ada yang mengunakan roh-roh lokal, untuk hal2 ini bagaimana kita atau gereja melihatnya. Tentunya Gereja harus cukup cermat agar tidak salah melihat ISI DARI ROH-ROH yang ada didalamnya. Karena TUHAN adalah CEMBURU khusunya terhadap ilah-ilah lain.

Contoh Alkitab hal YHWH adalah Tuhan/Roh Lokal orang Yahudi. Dalam hal ini YHWH yang dulu dikenal sebagai ALLAH LOKAL, exklusif bagi bangsa Yahudi/Abraham dan turunanya, namun untuk mengenal YHWH kita memiliki referensi yang cukup lengkap bahwa YHWH itulah yang dimaksud sebagai ALLAH BAPA…menurut Alkitab dalam Perjanjian Baru.
Persoalannya adalahseperti keyakinan lokal,  bagaimana kita mengidentifikasikan bahwa BEGU JABU (HANTU PENJAGA RUMAH) di keyakinan orang/suku Karo lama yang mereka pelihara adalah ALLAH yang sama yang di perkenalkan oleh YESUS?…. Dalam hal ini bukan sebuah pekerjaan yang mudah untuk mengidentifikasinya secara roh.
Tetapi sifat roh adalah sama dan resikonya juga ada. Seperti penyembah roh pesugihan, mereka selalu mengorbankan roh-roh/nyawa orang terdekatnya karena pengabdiannya dengan roh-roh lokal/setan tersebut. Oleh karena itu apapun  dalam adat budaya KARO dan suku lainnya dapat dilakukan dengan syarat TELAH MENGATIKAN ROH-ROH LOKAL YANG TIDAK TERDEFENISIKAN ITU  DENGAN ROH TUHAN YANG ADA DIDALAM YESUS KRISTUS. Namun jika terjadi penyimpangan, maka persoalannya adalah RESIKO secara manusia yang suka “menyimpang dan aneh-aneh” yang dapat menyalah artikan dari mengubah roh-roh lokal dalam budaya karo menjadi ROH TUHAN dan ini  biasanya  dapat bebuah fatal bahkan kutuk. Karena Allah kita adalah Allah yang cemburu (perintah 1 dari 10 perintah Tuhan untuk bangsa Israel saat di Gunung Sinai).
Sebuah contoh mengubah ROH, Almarhum kakek penulis adalah  seorang pengabdi gereja lebih dari 25 tahun dan mendapatkan gelar Pertua emeritus dari gereja (Pt. Em), setiap akhir tahun menjelang Natalan kami berkumpul seluruh keluarga, menjalankan adat syukuran mengakhiri tahun dan memohon kepada TUHAN untuk belas kasihanNYA di tahun yang baru.
Disana disajikan 3 jenis makanan traditional karo, Manuk Raja Mulia, Ikan emas lau meciho dengan sebutan dan makna yang khas (lupa) dan juga Telur ayam kampung (juga memilki makna yang khas) Makanan ini ditempatkan pada masing-masing  pring yang khusus untuk berkat/blessing (pasu-pasu =dalam bahasa Karo). Tetapi semua itu didoakan dalam nama YESUS didalam ROH YESUS sebelum disantap bersama. Padahal konon katanya kebudayaan ini dulu adalah bertujuan meminta kepada kekuatan roh-roh lokal untuk mendapat berkat di tahun yang baru, tetapi Kakek kami (Bulang dalam bahasa Karo) telah mengantinya dengan ROh Yesus Kristus.
Cara ini dapat dilakukan kepada semua bentuk kegiatan budaya, namun ROHNYA diganti dengan Roh TUHAN agar tidak melangar hukum TUHAN yang pertama sehingga terhindar dari kutukan TUHAN, seperti yang dilakukan oleh bangsa Yahudi pada masanya dulu.

No comments: