Iman dan perbuatan adalah dua sisi mata uang yang
saling melengkapi. Iman disatu sisi dan perbuatan disisi lain. Dari
Imanlah orang dapat belajar harus berbuat apa sesuai dengan yang
diimaninya. Secara defenisi iman adalah percaya tanpa melihat. Orang
beriman berarti meyakini sesuatu yang sama sekali belum dilihatnya atau
belum dirasakannya.
Contoh orang beriman adalah orang yang yakin bahwa segala perbuatan baik/kasih akan mendapat upah di surga. Segala perbuatan baik/kasih itu adalah menyenangkan hati TUHAN, karena itu adalah perintahNYA. Contohnya saja: KASIHILAH MUSUH MU adalah perintah yang dinyatakan yang sulit diterima oleh logika namun harus dilakukan untuk menyenangkan hati TUHAN. Setiap orang yang menyenangkan hati TUHAN dan percaya/yakin TUHAN akan memberikan berkatnya, rahmatnya kepada orang-orang seperti ini bahkan hingga ke keturunannya. Ini salah satu pemahaman mendasar akan IMAN dan PERBUATAN, yang harus saling sejalan.
Dua sisi mata uang hal IMAN dan Perbuatan, dengan beriman maka perbuatan itu harus sejalan dengan iman. Orang yang melakukan perbuatan yang tidak sejalan dengan iman adalah sebuah error. Disisi lain iman yang salah akan menghasilkan perbuatan yang salah, lalu apakah iman dapat di koreksi? Tidak ada kata yang tepat untuk menjawabnya, tetapi jika secara empirik penyimpangan terus terjadi maka bukan tidak mungkin iman itu dapat dikoreksi. Dalam hal ini tentunya perlu LOGIKA selain iman dalam melakukan tindakan/perbuatan yang selalu menghasilkan ERROR.
Kejahatan seperti terorisme yang dilakukan atas nama agama memilki berbagai kemungkinan.
1. tidak sejalannya antara iman dan perbuatan,
2. iman yang mengandung pemahaman yang mengakibatkan kekeliruan dari perbuatan itu.
3. tanpa iman dan perbuatan namun melulu kepentingan lain dalam arti orang ketiga memanfaatkan iman dan perbuatan demi kepentingan tertentu (hanya topeng saja).
Terorisme selalu diidentikkan dengan pembunuhan dan tidakan kekerasan seperti bom bubuh diri, penembakan membabi buta. Tetapi ada terorisme terselubung yang juga sangat berbahaya orang-orang yang memanfaatkan agama demi kepentingan politik, melakukan kejahatan seperti korupsi dan penyimpangan lainnya juga merupakan penyimpangan dari DUA SISI MATA UANG tersebut. Bahkan bisa saja mereka adalah para penjahat berdasi yang melakukan tindakan no 3. demi kepentingan pribadi dan kelompok.
Kewaspadaan akan pemanfaatan IMAN dan PERBUATAN oleh orang-orang seperti ini seharusnya disadari oleh para ummatnya. Disisi lain seperti Indonesia, dengan lemahnya sistem yang ada dan dengan kotornya prilaku untuk mencapai tujuan dan ketidak jelasan hukum maka terorisme terselubungpun menjadi sangat marak, padahal Indonesia dikenal sebagai negara yang BERTUHAN. Iman dan perbuatan bukan seperti dua sisi mata uang tetapi seperti gergaji, manusia yang memegang gergajilah yang menjadi “TUHAN’ nya.
Contoh orang beriman adalah orang yang yakin bahwa segala perbuatan baik/kasih akan mendapat upah di surga. Segala perbuatan baik/kasih itu adalah menyenangkan hati TUHAN, karena itu adalah perintahNYA. Contohnya saja: KASIHILAH MUSUH MU adalah perintah yang dinyatakan yang sulit diterima oleh logika namun harus dilakukan untuk menyenangkan hati TUHAN. Setiap orang yang menyenangkan hati TUHAN dan percaya/yakin TUHAN akan memberikan berkatnya, rahmatnya kepada orang-orang seperti ini bahkan hingga ke keturunannya. Ini salah satu pemahaman mendasar akan IMAN dan PERBUATAN, yang harus saling sejalan.
Dua sisi mata uang hal IMAN dan Perbuatan, dengan beriman maka perbuatan itu harus sejalan dengan iman. Orang yang melakukan perbuatan yang tidak sejalan dengan iman adalah sebuah error. Disisi lain iman yang salah akan menghasilkan perbuatan yang salah, lalu apakah iman dapat di koreksi? Tidak ada kata yang tepat untuk menjawabnya, tetapi jika secara empirik penyimpangan terus terjadi maka bukan tidak mungkin iman itu dapat dikoreksi. Dalam hal ini tentunya perlu LOGIKA selain iman dalam melakukan tindakan/perbuatan yang selalu menghasilkan ERROR.
Kejahatan seperti terorisme yang dilakukan atas nama agama memilki berbagai kemungkinan.
1. tidak sejalannya antara iman dan perbuatan,
2. iman yang mengandung pemahaman yang mengakibatkan kekeliruan dari perbuatan itu.
3. tanpa iman dan perbuatan namun melulu kepentingan lain dalam arti orang ketiga memanfaatkan iman dan perbuatan demi kepentingan tertentu (hanya topeng saja).
Terorisme selalu diidentikkan dengan pembunuhan dan tidakan kekerasan seperti bom bubuh diri, penembakan membabi buta. Tetapi ada terorisme terselubung yang juga sangat berbahaya orang-orang yang memanfaatkan agama demi kepentingan politik, melakukan kejahatan seperti korupsi dan penyimpangan lainnya juga merupakan penyimpangan dari DUA SISI MATA UANG tersebut. Bahkan bisa saja mereka adalah para penjahat berdasi yang melakukan tindakan no 3. demi kepentingan pribadi dan kelompok.
Kewaspadaan akan pemanfaatan IMAN dan PERBUATAN oleh orang-orang seperti ini seharusnya disadari oleh para ummatnya. Disisi lain seperti Indonesia, dengan lemahnya sistem yang ada dan dengan kotornya prilaku untuk mencapai tujuan dan ketidak jelasan hukum maka terorisme terselubungpun menjadi sangat marak, padahal Indonesia dikenal sebagai negara yang BERTUHAN. Iman dan perbuatan bukan seperti dua sisi mata uang tetapi seperti gergaji, manusia yang memegang gergajilah yang menjadi “TUHAN’ nya.
No comments:
Post a Comment