INDAH HARI-HARI BERSAMA TUHAN

Mungkin ini adalah suatu cara yang diberikan Tuhan kepada saya untuk menyampaikan pengalaman dalam mengenal dan menikmati Tuhan.
Saya merasakan masih banyak sekali diantara kita yang sulit mengenal Tuhan secara riil, hal ini saya rasakan ketika kita melihat/mencoba melihat Tuhan dari sudut yang berada di luar Tuhan.
Pada Tulisan saya ini saya mengajak kita melihat Tuhan dari sudut Tuhan yang adalah Roh, melalui pemahaman lebih lagi akan Prinsip Roh itu sendiri.

Thursday, November 15, 2012

Logika Kontekstual Budaya Lokal Vs. Prinsip Rohani


Kalau kita sdh mengenal rencana TUHAN dengan benar didalam hidup kita pasti kita akan bersyukur bahwa kita seorang manusia yang dilahirkan didalam budaya lokal kita. Bersyukur bahwa kita memilki budaya yang baik yang membangun kekerabatan yang jauh sebelum mengenal apa itu Kekeristenan.
Tetapi dalam sisi ROHANI, apakah pengajaran dan pemahaman kita Alkitab sudah memenuhi kebutuhan ROHANI secara STANDAR dalam PEMAHAMAN kita dan TUHAN dan rencananya dalam hidup kita, sehingga kita dapat menerima hal itu/ budaya kita yang telah ada jauh sebelum mengenal kekeristenan?

Penulis secara pribadi semakin mengenalNYA dalam hidup ini malah seharusnya kita semakin mencintai budaya kita.  Misalnya saja sebagai suku KARO sambil nari karo sambil menyembah, menyanyi dan menyeru nama TUHAN......apa salahnya? Dalam posisi kita mengenal TUHAN maka jika ada sebuah pertemuan adat pun kita dapat menyampaikan hal TUHAN kepada seluruh keluarga kita/sangkep geluh kita.

Namun ada upaya untuk melihat budaya lokal masuk dalam kehidupan rohani dengan alasan bahwa bukan hanya israel saja yang  memilki budaya lokal, dalam konteks Ibrani Kuno dan masa Yesus.  Kita juga dapat melihat budaya kita saat ini sebagai kreasi dari penciptaan TUHAN terhadap kehidupan sosial budaya ini. Untuk mencari arti IMAGE of GOD dalam kehidupan sosial budaya masing-masing kelompok dalam upaya melihat TUHAN diluar ALKITAB.

Padahal menurut pemahaman Alkitab  dan yang penulis fahami bahwa Image of God  itu adalah cuma satu kata yaitu  HUMAN-SPIRIT/ROH MANUSIA, dan seharusnya itu sama bagi setiap manusia yang membangun imannya didalam YESUS, Roh Allah dan Roh Yesus dan roh manusia adalah mewakili image of God dan harusnya semua sama karena berasal dari ALLAH SENDIRI yaitu dari SORGA.

Tetapi pengaruh jiwa/soul itu yang menghasilkan logika, emosional, kebiasaan dan kemudian menjadi budaya. Namun jika Roh-nya sdh sama maka jiwa akan dibawah kendali Roh yang sama, sehingga ekspresinya (jiwa) itu termasuk budaya menuju ke arah yang sama secara rohani.

Kita seharusnya waspada jika konteks itu diluar dari roh yang sama dan hanya demi melihat aktifitas budaya agar melihat GOD image dalam kelompok tertentu malah bisa terjadi error

Mengapa tidak hanya Alkitab sebagai referensi? Apakah di dalam variabel ruang dan waktu dan segala kondisi yang ada di dalam pengalaman Alkitab belum cukup menjadikan orang mengenal dirinya dan budayanya? Yang menjadi masalah mungkin kita masih belum melihat, menikmati dan mengenal akitab dengan benar sehingga kita melihat ada sesuatu yang perlu ditambahkan secara kontektual dari berbagai kehidupan. Apa tidak lebih baik MENANAMKAN YANG SUDAH ADA/Alkitab dan kemudian membiarkan itu mempengaruhi yang telah ada dalam arti budaya yang secara otomatis terkoreksi? Kita dapat mengatakan bahwa Alkitab bukan gambaran final tentang ALLAH tetapi apakah manusia memilki kemampuan untuk melihat ALLAH lebih lagi selain alkitab sepertinya tidak, namun malah yang terjadi adalah Error dan membuat perkembangan semakin lambat.

Bagaimana kita menguji budaya kontekstual untuk melihat ALLAH didalamnya?
Dalam kitab Pengkotbah 3 mengatakan bahwa manusia yang tidak mengenal TUHAN adalah sama seperti binatang. Banyak manusia yang tidak mengenal ALLAH mengembangkan KEBIASAANYA menjadi budaya melulu dengan logika dengan input=output = knowledge, manusia-manusia yang hidup dengan TUBUH DAN JIWA TANPA ROH, kita asumsikan mereka bekerja karena mereka hidup dan bukan karena campur tangan TUHAN. Lalu pada masanya masuklah pengaruh TUHAN dari hasil budaya manusia yg pada awalnya tidak mengenal TUHAN itu. Bagaimana kita melihat produk seperti ini sebagai campur tangan TUHAN? Jika kita menemukanlah dalam riset kita benda-benda untuk pemujaan kepada roh-roh lain seperti orang Hindu misalnya apakah produk budaya ini dapat mengangap itu bagian dari "ikut campur tangan TUHAN"? Walaupun bisa saja dalam proses mereka  mencari 'Tuhan" tetapi mereka bisa saja gagal dalam pencariannya tetapi sesunguhnya mereka telah mengunakan roh mereka untuk berkontak dengan roh-roh lain. Apakah ini termasuk budaya atau agama lokal yang merupakan "ikut campur tangan TUHAN"?

 Jika kita hanya berpegang kepada Alkitab, jelas dikatakan berkali kali dalam kitab Pengkotbah hal orang yang tidak mengenal ALLAH seperti menjaring angin dan juga dua kali dikatakan hal manusia adalah binatang  dalam artinya semua upaya dan usaha manusia adalah penuh dengan kesia-siaan kecuali mereka melakukannya di dalam ALLAH, budaya dan produk diluar ALLAH sesunguhnya adalah kesia-siaan. ...bersambung.


No comments: