|
bukan hanya dari makanan semata |
Saat Yesus dicobai di
padang gurun, poin penting dari percobaan terhadap Yesus adalah bahwa YESUS
SELALU MENGIKUTI KATA TUHAN. Apa yang dilakukan Iblis kepada Yesus yang pertama
adalah menunjukkan dan menguji siapa YESUS. Matius 4:3 Lalu datanglah si pencoba itu
dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya
batu-batu ini menjadi roti."
"Jika
Engkau Anak Allah ..........merupakan poin iblis untuk mencobai Yesus dengan
menunjukkan siapa Ia dan kemuliaannya. Demikian juga kita selalu dicobai iblis
dengan menunjukkan siapa kita dari turunan kita, mungkin saja kita anak
presiden, pejabat sebagainya. Jika kita tidak dapat melihat posisi kita dari
sisi TUHAN maka kemungkinan akan jatuh kedalam pencobaan iblis sangat besar.
4:4 Tetapi
Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Demikianlah
Yesus menjawab hal ini dengan pengertian bahwa apa yang ditawarkan iblis itu
bukanlah yang utama karena ada yang lebih utama.
Ketika
seorang dengan posisi bapaknya yang strategis bisa saja memanfaatkan hal itu
dan hilang kendali maka ia dapat melakukan tindakan yang mungkin membuatnya
merasakan sesuatu yang luar bisa namun menjadi penderitaan bagi orang lain. Hal
yang banyak terjadi saat ini, seperti anak menteri yang menabrak orang hingga
mengakibatkan kematian, secara tidak sadar ia tidak menyadari bahwa yang
dilakukannya sdh menghancurkan apa yang dibanggakan bapaknya.
Cobaan
yang kedua: 4.5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan
menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 6.lalu berkata kepada-Nya: "Jika
Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai
Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang
Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
Iblis menawarkan
sebuah pembuktian bahwa benarkah kamu anak-ALLAH? Kalau benar apapun yang akan
kamu lakukan maka ALLAH akan peduli kepadamu. Namun Yesus tidak melayani iblis 7. Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Dalam
hal ini apapun posisi kita dan siapapun kita maka tantangan dari luar melalui
kuasa iblis dapat terjadi dalam hidup kita. Misalnya jika kita anak seorang
Jendral, lalu ada saja selalu yang menwarkan kita untuk melakukan apa saja
karena jika kita melakukan kesalahan sekaliun akan diselamatkan oleh kekuasaan
yang ada pada orang tua yang jendral. Hal seperti ini merupakan tawaran iblis
yang sering sekali menjadi point bagi manusia untuk melakukan tindakan yang
salah.
8.
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9. dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Tawaran
iblis yang ketiga adalah langsung kepada sasaran yaitu sasaran yang sdh tampak
didepan mata, masalah kekuasaan, kemegahan yang ditawarkan dengan syarat hanya
SUJUD MENYEMBAH IBLIS. Hal ini langsung ditentang Yesus dengan berkata
seperti ayat 10 itu bahwa hanya TUHAN, ALLAHmu saja yang harus disembah.
.10. Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!"
Ini
berbicara masalah hidup didalam TUHAN mengikuti kehendak TUHAN, menyembah
TUHAN, memuliakan TUHAN adalah pekerjaan manusia seperti Yesus didalam
kemanusiaannya. Tidak ada yang perlu disembah selain ALLAH, walaupun banyak
tawaran dan kekuasaan yang seolah-olah mendapatkan hal yang lebih baik namun
pada kenyataannya harus hidup dibawah kendali satan/iblis.
Iblis
menawarkan hal-hal yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan, nilai yang
berada dibawah bahkan tidak bermoral dan ketika manusia melakukannya maka akan
terjebak dalam kesadaran sudah hidup didalam nilai-nilai yang rendah dari apa
yang diinginkan TUHAN.
Maka sebagai anak-anak TUHAN sebagai orang percaya,
maka ikutilah apa yang dilakukan Yesus yaitu tetap berpegang dengan perkataan
TUHAN. Sebagai orang Kriten tetaplah berdoa, melakukan kehendak TUHAN, menjaga
kekudusan, menyembah dan memuliakan TUHAN didalam doa dan kehidupan kita
senantiasa.
Terinspirasi dari Khotbah Rev Augustine M. PhD, di TICC Taiwan, isi tanggung jawab penulis.